Terenyuh Derita Warga Gaza, Aktivis HAM AS Shaun King Jadi Mualaf

Rabu, 13/03/2024 21:59 WIB
Aktivis Amerika Serikat pro Palestina, Shaun King dan Istri yang resmi memeluk Islam pada hari pertama Ramadan lalu/(dok. Instagram - @mrsaiking)

Aktivis Amerika Serikat pro Palestina, Shaun King dan Istri yang resmi memeluk Islam pada hari pertama Ramadan lalu/(dok. Instagram - @mrsaiking)

Jakarta, law-justice.co - Jeffrey Shaun King merupakan aktivis hak asasi manusia dari Amerika Serikat yang baru ini memutuskan untuk masuk Islam di tengah agresi Israel ke Palestina.

Jeffrey Shaun King juga salah satu orang yang vokal bersuara dalam gerakan Black Lives Matter di AS.

King kemudian memutuskan untuk menjadi mualaf setelah terenyuh dengan penderitaan yang dialami warga Jalur Gaza Palestina akibat agresi Israel sejak enam bulan silam.

Siapa Shaun King?
Shaun King lahir di Atlanta, Georgia AS dan merupakan lulusan Morehouse College. Ia kemudian menjadi seorang pastor Kristen di sebuah gereja pada 2008 dan mengabdi selama empat tahun.

Selama menjadi pastor, King juga mendirikan salah satu lembaga bantuan sosial seperti HopeMob.org. Ia juga kerap memanfaatkan media sosial untuk mendatangkan pengikut baru dan mendapati julukan "The Facebook Pastor".

Shaun King memutuskan untuk menjadi penulis setelah melanjutkan studi S2 nya di Arizona State University. King sempat bekerja sebagai kontributor di berbagai perusahaan media setempat.

Shaun King aktif menjadi kontributor dalam berbagai media lokal, hingga pada 2017, `Komite Warga untuk Anak-anak di New York` memberinya penghargaan Samuel Peabody atas kontribusinya.

Melansir The Famous People, King aktif mendukung berbagai gerakan sosial sejak 2013, khususnya memprotes kekerasan dan rasialisme yang terjadi pada kelompok kulit hitam di AS.

King menyatakan latar belakang berdirinya organisasi tersebut mendasari ceritanya yang selama masa muda kerap menjadi korban rasialisme dan kebencian selama di Kentucky, AS.

Kiprahnya di gerakan hak asasi manusia tak usai begitu saja. Ia juga merilis organisasi Justice Together sarana untuk mengidentifikasi kebrutalan polisi terhadap warga sipil. Namun, organisasi tersebut dibubarkan pada 2016.

Kemudian, ia merilis sebuah buku berjudul `Make Change` sebagai salah satu buku pedoman untuk gerakan yang ia dukung selama ini.

Buku tersebut ia gunakan sebagai titik baliknya untuk tetap aktif mendukung gerakan kemanusiaan dan sosial di AS.

Hingga kini, ia masih aktif menyuarakan dukungannya terhadap gerakan hak-hak warga kulit hitam melawan diskriminasi di AS, Black Lives Matter.

Mantan pastor yang menjadi mualaf
King memutuskan untuk memeluk agama Islam pada Senin 11 Maret 2024 setelah menyaksikan penderitaan warga Jalur Gaza Palestina akibat agresi Israel.

Mantan pastor Kristen tersebut memutuskan untuk menjadi mualaf bersama sang istri, Rai King, tepat sehari sebelum Ramadan. Keduanya membaca kesaksian dua kalimat syahadat di masjid Valley Ranch Islamic Center Dallas, Texas, dibimbing sang imam, Omar Suleiman.

Sejak agresi Israel ke Palestina, King kerap lantang menyuarakan berbagai pembelaan terhadap orang-orang Palestina.

Ia memanfaatkan kanal media sosial seperti TikTok sebagai sarana untuk menyangkal disiformasi yang masuk akibat propaganda yang kerap terjadi.

King merasa tergerak hatinya karena melihat ketabahan orang-orang Palestina yang menderita akibat kekejian Israel.

"Itu amat menyentuh saya dengan cara yang sangat mendalam menyaksikan orang-orang di tempat yang paling berbahaya dan traumatis di planet ini sekarang. Mereka hanya bisa melihat reruntuhan dan jasad keluarga mereka, namun masih bisa melihat makna dan tujuan dalam hidup. Keyakinan dan ketaatan mereka yang amat kuat kepada Islam bukan hanya membuka hati saya, tapi juga hati jutaan orang di seluruh dunia," ujar King dalam akun Instagramnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa perusahaan Meta ingin mematikan akun Instagramnya usai menyuarakan dukungan terhadap warga Palestina di platform tersebut.***

(Tim Liputan News\Yudi Rachman)

Share:




Berita Terkait

Komentar