Ada Pemilu dan Ramadan, Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi Capai 5,1%

Selasa, 12/03/2024 22:00 WIB
Foto udara aliran kali Ciliwung di Jakarta, Jumat (9/12/2022). Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022 kemungkinan tumbuh di bawah 5 persen, artinya lebih rendah dari pertumbuhan di kuartal III-2022 yang mencapai 5,72 persen. Robinsar Nainggolan

Foto udara aliran kali Ciliwung di Jakarta, Jumat (9/12/2022). Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022 kemungkinan tumbuh di bawah 5 persen, artinya lebih rendah dari pertumbuhan di kuartal III-2022 yang mencapai 5,72 persen. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Prospek pertumbuhan ekonomi di tiga bulan pertama atau kuartal I 2024 dinilai akan berjalan cukup baik. Pertumbuhan ekonomi awal tahun didorong oleh adanya momen Pemilu sekaligus Ramadan.

Ekonom dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita mengatakan, di kuartal I ini terdapat momen Pemilu dan dua jenis bansos yang dirapel untuk tiga bulan.

“Artinya, proyeksi konsumsi rumah tangga cukup baik di kuartal I, berkat intervensi pemerintah dan pemilu,” ujar Ronny dilansir dari Kontan.co.id, Selasa 12 Maret 2024.

Namun, kata Ronny, dari sisi performa investasi dan ekspor diperkirakan tak terlalu baik. Sebab investasi di awal belum dinamis sementara ekspor masih tertekan perlambatan ekonomi global.

“Jadi, pertumbuhan kuartal I 2024 berpotensi mencapai 4,95% - 5,1%,” jelasnya.

Ronny tak menampik, momen Ramadan dan Lebaran cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Tetapi, lanjut dia, pengaruhnya terbilang normal seperti tahun-tahun sebelumnya.

Apalagi, dalam beberapa kuartal ke belakang, pertumbuhan konsumsi tercatat masih belum terlalu tinggi, setara atau di bawah pertumbuhan ekonomi.

“Artinya, untuk pertumbuhan tahunan, pengaruhnya (Ramadan dan Lebaran) masih terbilang standar dan normal saja, karena selain ada beberapa faktor pendorong, juga terdapat faktor penekan, terutama inflasi volatile foods,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ronny menambahkan, konsumsi rumah tangga di Ramadan dan Lebaran sektor yang paling diuntungkan di antaranya barang habis pakai (consumer goods), manufaktur dan transportasi.

“Namun secara keseluruhan di tahun ini, beberapa sektor berpotensi bersinar, mulai dari manufaktur, konstruksi, perdagangan, informasi telekomunikasi, transportasi, pariwisata, dan perbankan,” pungkas dia.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar