Ini 5 Temuan KNKT soal Pilot Batik Air Tertidur 28 Menit

Sabtu, 09/03/2024 11:59 WIB
Terbang 20 menit, Pesawat Batik air putar balik akibat alami kendala teknis, penumpang di evakuasi (Detik)

Terbang 20 menit, Pesawat Batik air putar balik akibat alami kendala teknis, penumpang di evakuasi (Detik)

Jakarta, law-justice.co - Baru-baru ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis temuan terkait dua pilot Batik Air yang tidak sengaja tertidur selama 28 menit dalam penerbangan dari Kendari menuju Jakarta. Apa saja temuan KNKT?

Insiden pilot yang tertidur ini terjadi pada 25 Januari lalu, hingga menyebabkan serangkaian kesalahan navigasi.

Penerbangan tersebut memiliki waktu blok selama 2 jam 35 menit hingga sampai tujuan, sesuai dengan jadwal Batik Air Indonesia.

Berikut ini temuan KNKT soal pilot Batik Air yang tertidur selama 28 menit:

1. Pilot meminta waktu untuk tidur
Kejadian bermula saat pilot berusia 32 tahun dan first officer berusia 28 tahun mengoperasikan penerbangan ID6723. Saat pesawat mencapai ketinggian jelajah, sekitar pukul 08:37 waktu setempat, kedua awak melepas headset, pilot bertanya kepada first officer, pertama apakah dia boleh tertidur. First officer pun setuju.

Dia langsung mengambil alih sebagai pilot selama 40 menit berikutnya sebelum rekannya benar-benar terbangun. Pilot itu langsung bertanya apakah first officer ingin beristirahat.

First officer menolak dan memilih melanjutkan tugasnya.

Sekitar pukul 08.43 WIB, first officer yang masih menerbangkan pesawat melakukan kontak awal dengan pengatur lalu lintas udara Jakarta. Dia diinstruksikan menuju waypoint KURUS yang terletak di timur laut bandara ibu kota.

Saat itu, pesawat sedang terbang dengan arah 250° dan berada di sebelah timur titik jalan.

2. Tak merespons panggilan pusat kendali
Sekitar 1 menit setelah kontak dengan Jakarta, first officer "tidak sengaja" tertidur. Pusat kendali wilayah Jakarta menanyakan kepada kru berapa lama A320 perlu terbang pada jalurnya saat ini, namun tidak mendapat tanggapan.

Beberapa upaya untuk menghubungi pesawat dilakukan, termasuk meminta pilot lain untuk memanggil awak pesawat.

"Sekitar 28 menit setelah petugas pertama tertidur, kapten terbangun dan menyadari bahwa pesawat "tidak berada di jalur yang benar," jelas KNKT melansir dari CNN Indonesia.

Dia membangunkan rekannya dan menanggapi panggilan dari pusat kendali wilayah Jakarta, mengatakan bahwa mereka "mengalami masalah komunikasi radio", yang menjelaskan kurangnya respons mereka.

3. Mendarat dengan selamat di Jakarta
Meski demikian, beruntung pesawat bisa mendarat dengan selamat di Jakarta, tidak ada kerusakan pada pesawat atau cedera pada penumpangnya. Penyelidik tidak menemukan masalah dengan sistem komunikasi pesawat.

"Sebelum penerbangan tidak ada catatan atau laporan kerusakan sistem pesawat. Setelah (insiden) tersebut, sistem komunikasi radio pesawat ditemukan dalam kondisi normal," katanya melansir flight global.

Menurut KNKT, awak pesawat yang sama telah mengoperasikan penerbangan Jakarta-Kendari pada pagi yang sama. Penerbangan tersebut dijadwalkan berangkat pada pukul 02:55 waktu setempat, dan awak pesawat harus melakukan login pada pukul 01:25.

4. Pilot mengaku tidak mendapatkan istirahat cukup
KNKT menemukan bahwa pilot yang lebih muda telah memberitahu temannya bahwa dia "tidak mendapatkan istirahat yang cukup" pada malam sebelumnya. Petugas mencatat, first officer adalah orang tua baru, dengan sepasang anak kembar berusia satu bulan.

Meskipun pada malam sebelum ia dijadwalkan terbang ke Kendari, ia berusaha untuk tidur lebih awal, namun ia "harus bangun beberapa kali untuk membantu istrinya merawat bayinya", dan merasa "kualitas tidurnya menurun" sebagai akibatnya.

Ia diperbolehkan istirahat dalam penerbangan menuju Kendari, sedangkan kapten mengambil alih tugas terbang pilot.

5. Desak Batik Air soal prosedur rinci pemeriksaan kokpit
KNKT mendesak Batik Air Indonesia "mengembangkan prosedur rinci untuk melakukan pemeriksaan kokpit untuk memastikan bahwa pemeriksaan kokpit dapat dilaksanakan dengan benar."

Dalam temuan awalnya, KNKT mencatat bahwa panduan pengoperasian Batik Air Indonesia mencakup kesehatan pilot dan kebugaran medis, termasuk "daftar periksa pribadi" untuk mengidentifikasi "faktor-faktor yang dapat mengganggu kinerja manusia".

Namun, KNKT mengatakan "penyelidikan tidak menemukan panduan atau prosedur rinci apa pun bagi pilot ketika menggunakan... daftar periksa pribadi, seperti panduan penilaian untuk setiap kategori gangguan."

Panduan ini juga mencakup garis singkat tentang pemeriksaan keamanan kokpit: "Kokpit harus diperiksa setiap 30 menit" tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar