Indikator: Paslon 2 & 3 Terbanyak Tawarkan Serangan Fajar ke Pemilih

Kamis, 29/02/2024 10:15 WIB
Pengamat Ekonomi dan Sosial serta Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. (monitor.co.id)

Pengamat Ekonomi dan Sosial serta Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. (monitor.co.id)

Jakarta, law-justice.co - Hasil survei terbaru dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyatakan bahwa 18,4 persen pemilih diberi imbalan atau serangan fajar untuk memilih salah satu paslon atau partai.

"Ada 18,4 persen yang mengaku diberi imbalan dan 80,3 persen tidak," kata Founder sekaligus Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.

Kata dia, adapun kubu yang ditengarai paling banyak menawarkan serangan fajar kepada pemilih, adalah kubu paslon nomor urut 2 dan 3.

"Jika ada capres cawapres mana yang memberi? Nah itu antara mereka yang responden mengalami serangan fajar, itu pemilih 03 dan 02 lebih banyak yang mengaku ditawari," jelasnya.

Rinciannya, 21,1 persen memilih Ganjar-Mahfud, 20,8 persen memilih Prabowo-Gibran, dan 16,9 persen memilih Anies-Muhaimin. "Sementara kalau dari partai atau tim calon dari partai mana? PKB 13,9 persen, PDIP 12,6 persen, Golkar 7,6 persen, Gelora 7,4 persen, dan Gerindra 6,8 persen," ucap dia.

Sementara itu, jika menelisik pada sumber informasi yang didapat oleh masyarakat terkait masalah sosial, politik, dan pemerintahan, berasal dari televisi sebesar 59,8 persen. Disusul TikTok 33,5 persen, Facebook 27,6 persen.

"Instagram 25,5 persen, YouTube 24,2 persen, portal berita online 15,9 persen, Twitter 12,9 persen, dan WhatsApp (WA) 10,7 persen. Umumnya orang jarang ngobrolin politik di grup WA," ujar dia.

Sebagai informasi, survei dilakukan periode 18-21 Februari. Sampel dipilih melalui metode Random Digit Dialing (RDD) sebanyak 1.227 responden, dengan tingkat margin of error lebih kurang 2,9 persen.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar