Tegur Keras Israel, Wapres AS: Terlalu Banyak Warga Sipil Terbunuh!

Minggu, 03/12/2023 13:16 WIB
Wapres AS, Kemala Harris (Politico)

Wapres AS, Kemala Harris (Politico)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Presiden Amerika Serikat (Wapres AS), Kamala Harris belum lama ini melontarkan teguran keras atas meningkatnya jumlah korban sipil dalam gencatan senjata Israel dan Hamas di Jalur Gaza, Palestina.

"Terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah terbunuh," ujar Harris kepada wartawan pada perundingan iklim PBB di Dubai, Sabtu (2/12) waktu setempat, seperti melansir cnnindonesia.com.

"Sejujurnya, skala penderitaan warga sipil serta gambar dan video yang datang dari Gaza sangat menyedihkan," kata dia.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perang di Jalur Gaza tidak akan berhenti hingga berhasil "menumpas" kelompok Hamas.

Netanyahu mengklaim upaya diplomatik berhasil membuat sandera Israel dibebaskan oleh Hamas. Hal itu di luar upaya yang menggunakan kekuatan militer untuk menghancurkan Gaza.

"(Perang) akan terus berlanjut sampai kita mencapai semua tujuan kita, yaitu mendapatkan kembali para sandera dan melenyapkan Hamas," jelas Netanyahu saat konferensi pers pada Sabtu (2/12) waktu setempat.

"Operasi darat diperlukan utnuk mencapai tujuan yang disebutkan sebelumnya," imbuh dia.

Netanyahu kukuh bahwa pasukan militer Israel tak melanggar peraturan hukum internasional saat melancarkan agresi di Gaza.

Padahal, Israel terang-terangan melakukan pelanggaran hukum internasional. Terdapat setidaknya tiga hukum internasional yang dilanggar Israel selama agresi ini.

Mereka menyerang warga sipil hingga korban jiwa yang berjatuhan mencapai lebih dari 15 ribu sejak agresi dimulai pada 7 Oktober lalu. Selain itu, Israel juga menyandera, memblokir kebutuhan dasar, pemindahan paksa warga sipil, hingga menyerang rumah sakit dan tempat ibadah.

Adapun menurut Netanyahu, ini merupakan perang jangka panjang yang pada akhirnya akan dimenangkan oleh pihaknya.

Lebih lanjut, Israel dan Hamas tidak menemui kesepakatan untuk memperpanjang gencatan senjata hingga berakhir pada Jumat (1/12).

Israel dan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, sepakat gencatan senjata pada 24 November dan diperpanjang hingga dua kali.

Dalam periode gencatan senjata yang berlangsung selama sepekan itu, Netanyahu mengatakan pasukan militernya menghabiskan waktu untuk melanjutkan agresinya di Gaza.

Setelah gencatan senjata berakhir, sejauh ini dilaporkan lebih dari 180 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka usai Israel kembali menyerang Gaza.

Sementara itu, total korban jiwa setelah agresi Israel dimulai pada 7 Oktober lalu mencapai lebih dari 15 ribu yang didominasi perempuan dan anak-anak.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar