Indonesia Impor Bijih Nikel Dari Filipina, Ada Apa?

Sabtu, 02/09/2023 00:09 WIB
Indonesia Impor Bijih Nikel Dari Filipina, Ada Apa? foto Mitrakendari.com

Indonesia Impor Bijih Nikel Dari Filipina, Ada Apa? foto Mitrakendari.com

[INTRO]

Menurut data perdagangan RI  , Indonesia mengimpor 53.864 metrik ton bijih nikel pada paruh pertama tahun 2023, naik dari 22.503 ton pada keseluruhan tahun 2022, Padahal Indonesia merupakan negara yang kaya nikel. Bahkan, Indonesia disebut-sebut memiliki cadangan terbesar di dunia. Namun, Indonesia dikabarkan melakukan impor bijih nikel dari Filipina. Hal itu pun direspons Menteri ESDM Arifin Tasrif dimedia menjelaskan penyebab dasarnya.

Namun impor dari Filipina baru dimulai pada bulan Mei, dan semuanya tiba di pelabuhan Morowali, sebuah pusat pengolahan nikel besar yang dijalankan oleh raksasa nikel Tiongkok Singshan Group, menurut data Indonesia.

 

Pabrik peleburan nikel di negara produsen utama Indonesia jarang membeli bijih dari Filipina untuk mengurangi ketatnya pasokan, karena mereka memahami masalah ini, sehingga meningkatkan arus perdagangan bahan mentah dan meningkatkan biaya di seluruh rantai pasokan.

Jakarta baru-baru ini menunda penerbitan kuota pertambangan dan menangguhkan operasi di lokasi utama milik perusahaan tambang milik negara, Aneka Tambang (Andam), setelah dilakukan penyelidikan atas praktik korupsi dalam mengeluarkan pembayaran pertambangan.

Meskipun penambangan masih berlanjut di lokasi lain, Indonesia, yang menyumbang setengah dari pasokan bijih dunia, mengatakan bahwa tidak ada kekurangan bijih tersebut, dan pembeli lokal mengatakan harga naik sekitar 8 persen pada minggu ini, menyusul kenaikan 10 persen pada minggu lalu. .

Beberapa perusahaan kini membeli bijih besi dari negara tetangganya, Filipina, yang merupakan pemasok terbesar kedua di dunia, jika alokasi penambangan baru semakin tertunda, kata tiga manajer pabrik peleburan, dua pedagang nikel, dan seorang analis Tiongkok.

Semuanya menolak untuk diidentifikasi karena mereka tidak berwenang untuk mengungkapkan informasi bisnis kepada publik.

“(Kami) mulai impor mulai bulan ini. Ekonomis,” kata seorang pejabat di salah satu smelter besar di Indonesia.

Orang tersebut tidak merinci berapa banyak yang dibeli oleh smelter tersebut, namun mengatakan bahwa mereka membeli bijih limonit kualitas rendah.

Penambang Indonesia akan memprioritaskan bijih bermutu tinggi karena kuota produksinya yang terbatas, tambah orang tersebut.

Filipina memiliki kandungan nikel kurang dari 1.000 ton pada semester pertama, dibandingkan dengan 1,6 juta ton nikel yang ditambang di Indonesia pada tahun lalu, menurut data dari pemerintah Indonesia dan International Nickel Survey Group (INSG).

“Bijih dari Filipina umumnya memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan bahan dari Indonesia, dan biaya operasional lebih tinggi karena produksi yang lebih rendah dari ton bijih yang sama,” kata analis Wood Mackenzie Andrew Mitchell.

“Tetapi harga bijih tersebut lebih murah dibandingkan dengan bijih dalam negeri saat ini, sehingga hal ini akan mengimbangi beberapa kenaikan biaya,” kata Mitchell.

Indonesia mengekspor sebagian besar bijihnya sebelum larangan tahun 2020 dan menghentikan semua ekspor serta menarik investasi peleburan nikel senilai miliaran dolar, sebagian besar dari perusahaan Tiongkok.

Impor dari Filipina dapat meningkat hingga 100.000 ton pada bulan Juli dan Agustus karena terbatasnya pasokan, kata konsultan Tiongkok, Mysteel.

Filipina akan menambang 360.000 ton bijih nikel pada tahun 2022, atau 11 persen dari pasokan global, menurut INSG.

Meningkatnya permintaan bijih dari Filipina mendorong kenaikan harga di Tiongkok, karena pembeli menimbun menjelang terbatasnya pasokan di Indonesia dan musim hujan di Filipina, yang dimulai pada bulan Oktober, kata seorang pedagang Tiongkok.

Bijih Filipina dengan kadar 1,3 persen di pelabuhan Lianyun Tiongkok naik 20,6 persen bulan lalu menjadi $41 per ton, tertinggi sejak Maret, menurut data MySteel.

 "Jadi memang, yang mengimpor itu adalah perusahaan yang tadinya mendapatkan supply dari tambang Mandiodo itu. Sekarang kan ditutup," katanya di Kompleks DPR/MPR Jakarta, Kamis (31/8/2023). 

Arifin mengatakan, impor bijih nikel itu dilakukan oleh perusahaan yang tadinya memasok dari Blok Mandiodo. Namun, blok tersebut sedang bermasalah.

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar