Hendropriyono Blak-blakan Ungkap Kisah Era Habibie-Mega soal Al Zaytun

Rabu, 12/07/2023 10:36 WIB
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono (Mediaindonesia.com)

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono (Mediaindonesia.com)

Jakarta, law-justice.co - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), A.M Hendropriyono mengungkapkan bahwa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun diresmikan oleh Presiden ke-3 RI B.J Habibie pada 1999 silam.

Hendropriyono blak-blakan membeberkan awal mula dia mengetahui Panji Gumilang pada 1999 bersamaan dengan permintaan pimpinan ponpes itu ke Habibie untuk meresmikan Al Zaytun.

Hendro menceritakan, kala itu Habibie mengutus Menteri Agama untuk menyelidik ponpes tersebut.

"Presiden Indonesia waktu itu BJ Habibie, memerintahkan Menteri Agama untuk menyelidiki Ponpes Al Zaytun, yang minta beraudiensi kepada presiden, dalam rangka untuk meresmikan pesantren Al-Zaytun, di situ saya pertama kali dengar ada nama pesantren Al-Zaytun," kata Hendropriyono seperti melansir detik.com, Senin, (10/7).

Pada sidang kabinet, kata Hendro, Menag yang diutus Habibie menyelidiki Al Zaytun memaparkan jika Ponpes itu tak bermasalah secara ideologi politik.

"Diterangkan Al Zaytun dipimpin oleh seorang bernama Panji Gumilang dan diceritakan bahwa dari sisi ideologi politik tidak ada masalah, karena Panji Gumilang juga berpikiran cukup dalam pengetahuan filsafat Pancasila dan dari sisi kurikulum dan sisi pelajaran yang diberikan ponpes, menurut Menag waktu itu tidak ada masalah," ungkap Hendropriyono.

Setelahnya, Habibie pun datang langsung ke Al Zaytun guna meresmikan ponpes itu dan Hendro mengaku tidak tahu lagi kelanjutannya usai diresmikan.

Peletakan batu pertama gedung pembelajaran Al-Zaytun zaman Megawati

Memasuki kepemimpinan Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri Hendro diminta menggantikannya menghadiri peletakan batu pertama untuk gedung pembelajaran. Kala itu dia menjabat Kepala BIN.

Hendro mengaku pada saat itulah pertama kalinya dia berkenalan dengan Panji Gumilang selaku pimpinan ponpes.

"Saya pun pergi ke sana lewat darat, untuk meletakkan batu pertama gedung pembelajaran yang namanya gedung Doktor Ir Soekarno, saat itu pertama kali saya kenalan dengan Panji Gumilang," ucap Hendropriyono.

Hendropriyono melihat Al Zaytun saat itu merupakan pondok pesantren yang cukup modern. Menurutnya, secara ideologi politik, tidak ada masalah dengan Al Zaytun.

"Secara politik saya kira tidak ada masalah waktu itu, karena Presiden RI yang meresmikan, artinya kalau dalam perkembangannya itu berbeda, tentu saja pengetahuan saya ini pengetahuan zaman saya, tahun 1999 pertama kali saya dengar nama Al Zaytun. Dan 2001 apa 2002 saya lupa itu kedua kalinya saya tau Al Zaytun," jelasnya.

Dia juga menilai Habibie tak mungkin sembarang meresmikan ponpes. Dia mengaku heran lantaran Ponpes Al Zaytun begitu dipermasalahkan di masa sekarang. Hendropriyono menegaskan ia juga tak pernah lagi menyambangi Al Zaytun mewakili Megawati meletakkan batu pertama di pesantren itu.

Hendropriyono pun mengimbau masyarakat berhati-hati dalam menyikapi polemik Al Zaytun.

"Saya heran kok ributnya sekarang? Jadi ribut ada apa? Saya enggak ngerti lagi karena saya ke sana enggak pernah lagi, nggak pernah tau lagi," kata dia.

"Jangan mereka membuat keributan sekarang me-refer `pintar`, masak pakai referensi masa lalu dari pada sekarang. Dulu ya dulu, masa lalu ya udah lewat. Masa sekarang ya masa ke depan, orang-orang sudah pakai artificial intelligence masak masih pakai masa lalu. Masa lalu, ya masa lalu," imbuhnya.

Pesantren Al Zaytun mendapat sorotan publik seiring dengan pernyataan yang disampaikan pengasuhnya, Panji Gumilang, dan sejumlah isu lainnya. Sejumlah pihak menilai Al-Zaytun sesat dan menyimpang dan mendesak agar pesantren tersebut segera dibubarkan.

Buntut polemik ini, Panji dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Ketua Forum Advokat Pembela Pancasila Ihsan Tanjung terkait kasus dugaan penistaan agama. Laporan itu terdaftar dengan nomor LP/B/163/VI/2023/SPKT/BARESKRIM POLRI tertanggal 23 Juni 2023.

Bareskrim Polri kini tengah mengusut dugaan ujaran kebencian dan penyebaran berita bohong atas Panji dan Laporan ini telah naik ke penyidikan.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar