Uang Korupsi Johnny Plate Disebut Mengalir ke Gereja di Kupang NTT

Kamis, 29/06/2023 11:24 WIB
Sidang perdana Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) nonaktif Johnny G Plate dalam kasus dugaan korupsi penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastuktur pendukung 1, 2, 3, 4 dan 5 Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tahun 2020-2022 di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa (27/6/2023). Robinsar Nainggolan

Sidang perdana Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) nonaktif Johnny G Plate dalam kasus dugaan korupsi penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastuktur pendukung 1, 2, 3, 4 dan 5 Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tahun 2020-2022 di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa (27/6/2023). Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Sejumlah aliran dana yang didapatkan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate yang merupakan terdakwa kasus dugaan korupsi penyediaan infrastruktur BTS 4G Bakti Kominfo, mengalir ke gereja dan keuskupan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Johnny menggunakan tangan Direktur Bakti Kominfo, Anang Achmad Latif, untuk menyalurkan dana tersebut.

Hal itu diungkap Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang pembacaan dakwaan yang digelar di ruang sidang Prof Muhammad Hatta Ali Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Selasa (27/6).

"Terdakwa Johnny Gerard Plate memerintahkan Anang Achmad Latif agar mengirimkan uang untuk kepentingan terdakwa Johnny Gerard Plate. Yaitu pada April 2021, sebesar Rp200.000.000 kepada korban bencana banjir di Kabupaten Flores Timur; pada Juni 2021 sebesar Rp250.000.000 kepada Gereja GMIT di Provinsi Nusa Tenggara Timur," kata Jaksa

Lalu, pada Maret 2022 sebesar Rp500.000.000 kepada kepada Yayasan Pendidikan Katolik Arnoldus, dan terakhir pada Maret 2022 sebesar Rp1.000.000.000 kepada Keuskupan Dioses Kupang.

Akibat dugaan korupsi ini, negara merugi hingga Rp 8 triliun.

Johnny pun didakwa dengan Pasal 3 jo Pasal 18 UU 31 / 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU 20 / 2001 tentang Perubahan atas UU 31 / 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHP.

Dalam kasus dugaan korupsi ini Kejagung juga telah menetapkan beberapa tersangka lain. Yaitu Galubang Menak (GMS) selaku Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia; Yohan Suryanto (YS) selaku tenaga ahli Human Development Universitas Indonesia tahun 2020; dan Mukti Ali (MA) dari PT Huawei Technology Investment.

Kemudian, Irwan Hermawan (IH) selaku Komisaris PT Solitchmedia Synergy; Windi Purnama (WP) orang kepercayaan Irwan; Serta, Direktur PT Basis Utama Prima (BUP), Muhammad Yusrizki.

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar