China Membantu Global Tapi Menteri Keuangan AS Malah Cemas

Sabtu, 01/04/2023 01:49 WIB
Menkeu US  Janet Yellen Foto Ekonomi Bisnis.com

Menkeu US Janet Yellen Foto Ekonomi Bisnis.com

law-justice.co - Di pasar global  China berupaya  memberikan pengaruh baru buat negera neggara yang sedang dilanda kesulitan ekonomi.   Diberitakan dari sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa China telah mengeluarkan  240 miliar dolar AS atau setara Rp3.608 triliun untuk menyelamatkan  Negara berkembang.  Tercatat ada 22 negara berkembang pada tahun 2008-2021 yang dibantu untuk membantu dari keterpurukan.

Pemantauan  Amerika Serikat  yang telah bekerja keras untuk melawan pengaruh China di lembaga-lembaga internasional dan dalam memberikan pinjaman kepada negara-negara berkembang.

"Saya sangat prihatin dengan beberapa kegiatan yang dilakukan China secara global, melibatkan negara-negara dengan cara yang membuat mereka terjebak dalam utang dan tidak mempromosikan pembangunan ekonomi," kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada hari Rabu (29/3/2023)

"Ini Kecemasan Menteri Keuangan AS Atas Tindak Tanduk China di Institusi Global",

Dana tersebut dipinjam oleh negara-negara berkembang untuk membangun infrastruktur Belt & Road. Reuters pada Selasa (28/3) melaporkan, hampir 80% dari pinjaman tersebut diberikan antara tahun 2016 dan 2021, terutama kepada negara-negara berpenghasilan menengah, termasuk Argentina, Mongolia, dan Pakistan.

China telah meminjamkan ratusan miliar dolar untuk membangun infrastruktur di negara-negara berkembang. Tetapi pinjaman tersebut telah menurun sejak 2016 karena banyak proyek gagal membayar dividen keuangan yang diharapkan. Pinjaman dari China ke negara-negara yang mengalami kesulitan utang melonjak kurang dari 5% portofolio pinjaman luar negerinya di tahun 2010 menjadi 60% di tahun 2022.

Pinjaman dana talangan ini terutama terkonsentrasi di negara-negara berpenghasilan menengah yang merupakan empat perlima dari pinjaman. Sementara negara-negara berpenghasilan rendah ditawari tenggang waktu dan perpanjangan jatuh tempo. China sedang menegosiasikan restrukturisasi utang dengan negara-negara termasuk Zambia, Ghana, dan Sri Lanka.

China juga telah meminta Bank Dunia dan IMF untuk menawarkan keringanan utang . Khususnya negara negara yang tidak mampu karena situasi saat ini Perang belum usai dan krisis Energi dimana mana.

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar