Erick Thohir: Jika BUMN Lebih Banyak Ruginya adalah Bodoh

Sabtu, 04/02/2023 22:16 WIB
Demonstrasi Pensiunan BUMN di depan kantor Kementerian BUMN. (detik.com)

Demonstrasi Pensiunan BUMN di depan kantor Kementerian BUMN. (detik.com)

law-justice.co -  

Dari data pemberitaan sebelumnya  terdapat data  Jumlah perusahaan BUMN yang merugi pada 2017 hanya  12 perusahaan. Namun pada 2019, jumlah perusahaan BUMN yang merugi bertambah menjadi 22 perusahaan dan membengkak menj adi 39 perusahaan pada 2020. Pada 2021, jumlah perusahaan BUMN yang merugi berkurang menjadi 30 perusahaan. Dan Tahun ini sudah menjadi hanya 9 BUMN dari total 40 an  .info dari pendanaan BUMN.


Menteri BUMN Erick Thohir, mengungkap saat ini ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengalami banyak kerugian. Menurut Erick menyebut, jika BUMN itu banyak ruginya dibandingkan untung, artinya bodoh.

 

 

“Bukan sakit, nggak bermasalah. Begini, kalau usaha itu ada untung ada rugi. Cuma kalau lebih banyak rugi atau untung bodoh atau pintar? Ya bodoh,” ungkapnya kepada awak media di sela-sela acara Mandiri Investment Forum 2023 di Hotel Fairmont Jakarta Selatan, Rabu (1/2/2023).

Erick mengungkap saat ini dari total 41 BUMN, ada 9 yang masih merugi. Meski begitu, Erick menyebut kumulatif laba bersih kuartal III mencapai Rp 155 triliun.

 

“Insyaallah kalau tahun 2021 kita bisa bukukan Rp 124 triliun- Rp 125 triliun, tahun ini bisa laba. Jadi laba sendiri mudah-mudahan ini kan belum tutup buku 2022, nanti di 2022 setelah audit mudah-mudahan di atas Rp 200 triliun. Artinya dana-dana bisa masuk ke pemerintah baik pajak, bagi hasil, dividen,” ungkapnya.

Sayangnya, Erick enggan menyebutkan 9 BUMN rugi tersebut dari sektor mana saja.

“Setelah audit. Saya kan bukan ahlinya audit, setelah audit,” tutupnya.

Sejak beberapa tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sempat menyentil BUMN yang mendapatkan suntikan penyertaan modal negara (PMN). Menurut Jokowi, karena BUMN terlalu sering diproteksi akhirnya mengurangi kemampuan untuk berkompetisi, bahkan tak berani bersaing.

“Akhirnya itu yang mengurangi nilai-nilai yang saya sampaikan. Berkompetisi nggak berani, bersaing nggak berani, mengambil risiko nggak berani. Bagaimana profesionalisme kalau itu tidak dijalankan?” tutur Jokowi.

Hal itu disampaikan dalam Pengarahan kepada Para Direktur Utama BUMN, di sela-sela kunjungan kerja di Kabupaten Manggarai Barat Kamis (14/10/2021).

Jokowi pun menambahkan, jika ada laporan dari Menteri BUMN terkait kondisi BUMN yang sakit, diminta tutup saja.

“Kalau Pak Menteri sampaikan pada saya, pak ada perusahaan seperti ini, kondisinya BUMN. Kalau saya langsung, tutup saja. Enggak ada selamat-selamatin, gimana kaya gitu,” tegas Jokowi

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar