Eks Menkes: Long Covid Pemicu Gagal Ginjal Akut, Ini Kata Kemenkes

Kamis, 27/10/2022 12:41 WIB
Ilustrasi gagal ginjal akut misterius (Net)

Ilustrasi gagal ginjal akut misterius (Net)

Jakarta, law-justice.co - Eks Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Supari Fadilah mengatakan, penyebab penyakit gagal ginjal akut misterius di Indonesia belum tentu hanya berkaitan dengan obat, melainkan long Covid hingga vaksinasi Covid-19.

"Pemerintah sudah mengatakan pasti karena ini (keracunan obat), nah itu kurang betul, tidak bisa begitu, harusnya kita cermati, kita kumpulkan orang-orang, ahli, penyebabnya apa saja," kata Siti di sesi bincang online Gelora TV, Kamis (26/10/2022).

"Karena tidak diumumkan berapa persen dari 200-an sekian itu yang betul-betul karena minum obat sirup atau berapa persen kaitannya dengan yang lain. Karena ada beberapa hal yang bisa mengakibatkan gagal ginjal akut," lanjutnya.

Menurutnya, pertama tentu karena cemaran EG (etilen glikol) dan DEG (dietilen glikol). Tetapi, munculnya infeksi biasa atau luar biasa perlu dianalisis, apalagi jika laporan kematian anak akibat gagal ginjal akut misterius relatif tinggi bahkan melampaui 50 persen.

"Misalnya bakteri virus dan sebagainya di mana angka kematiannya memang ada dan sekarang itu meningkat 5 kali lipat," papar Siti.

Tak hanya itu, Siti menuding infeksi gagal ginjal akut misterius bisa saja berkaitan dengan penggunaan vaksinasi COVID-19 atau adanya long COVID-19. Ia meyakini hal itu bisa memicu gangguan masalah kesehatan.

"Dan nomer ketiga karena MIS-C, nah ini perpanjangan long Covid sehingga terjadi injury-injury. Keempat ada kemungkinan lagi dianggap tabu, ada hubungannya dengan vaksin Covid-19 atau booster yang diberikan, biasanya memang wajar kalau dirasa yang langsung," kata Siti.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memastikan pemerintah cepat tanggap dalam laporan kasus gagal ginjal akut sejak ditemukan melonjak di akhir Agustus hingga minggu pertama awal September.

Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Ini untuk melihat kemungkinan penyebab serupa seperti dilaporkan Gambia.

"Kita terus membuat diskusi dengan IDAI kemudian juga memutuskan bukan hal yang sama dengan gagal ginjal akut sebelumnya, jadi ini proses yang panjang juga ya," kata Nadia, dikutip dari Detik.

"Jadi kemudian tentunya pada saat kita mendapat info ada gambaran dari Gambia, kita langsung kemudian melakukan pemeriksaan kedua zat toksik yang dikatakan jadi penyebab di Gambia," lanjutnya.

Ia mengatakan, pada 18 September lalu pihaknya menemukan zat toksik di kandungan urine dan darah anak gagal ginjal akut misterius. Kemenkes lalu mengeluarkan Surat Edaran untuk menghentikan sementara penggunaan sirup cairan pada pelayanan kesehatan dan nakes.

"Ini tentunya melindungi masyarakat kita," sambung Nadia.

Siti lantas menyayangkan sikap pemerintah terkait penghentian sementara seluruh obat sirup terkait kasus gagal ginjal akut. Ia menyoroti dampak kebijakan itu pada sisi ekonomi.

Namun, Nadia memastikan langkah itu merupakan tindakan konservatif Kemenkes untuk memastikan sejumlah anak aman dari risiko gagal ginjal akut misterius.

Terlebih dalam temuan berikutnya, zat toksik seperti cemaran EG dan DEG semakin konsisten ditemukan. Menkes Budi Gunadi Sadikin  baru-baru ini juga menyebut, laporan korban gagal ginjal akut misterius menurun signifikan setelah penggunaan obat sirup dilarang sementara waktu.

"Jadi, memang tentunya seperti dari zamannya Bu Fadilah saat jadi Menkes ya, juga kita secara paralel melakukan penelitian ini," kata Nadia.

Ia melanjutkan, tetapi yang menjadi dasar Kemenkes menghentikan semua jenis penggunaan obat sirup karena ditemukan zat toksik  di dalamnya.

"Walaupun anak-anak tersebut sudah cuci darah, harusnya dengan cuci darah hilang ya, sudah beberapa kali cuci darah ternyata ini ga hilang," ujar Nadia.

"itu yang kemudian kita katakan bahwa kita hentikan sementara agar aman sambil menunggu proses pemeriksaan berlanjut di BPOM RI," pungkasnya.

(Amelia Rahima Sari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar