Polisi Jepang Sebut Pelaku Rancang Pembunuhan Abe Berbulan-bulan

Senin, 11/07/2022 10:48 WIB
Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terjatuh saat mendapat tembakan kedua (detik)

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe terjatuh saat mendapat tembakan kedua (detik)

Jakarta, law-justice.co - Belum lama ini, Majelis Hakim pengadilan Jepang meyakini pelaku pembunuhan mantan Perdana Menteri, Shinzo Abe, Tetsuya Yamagami, menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk melancarkan aksinya tersebut.

Mengutip pihak berwenang, media lokal Jepang melaporkan Yamagami bahkan sempat mendatangi acara kampanye yang dihadiri Abe sehari sebelum pembunuhan.

Yamagami kedapatan menghadiri acara kandidat Partai Demokrat Liberal (LDP) di Balai Kota Okayama pada Kamis (7/7) malam yang berjarak sekitar 200 kilometer dari Kota Nara, tempat penembakan sang eks PM Jepang terjadi pada Jumat (8/7). Di acara Okayama, Abe juga menyampaikan pidato.

Tim penyelidikan mengonfirmasi bahwa Yamagami datang ke lokasi acara. Namun, belum jelas apakah pria 41 tahun itu berhasil memasuki tempat acara dan melihat Abe.

Yamagami disebut mengetahui acara itu setelah melihat jadwal kunjungan Abe ke Okayama yang dirilis di media sosial sejumlah anggota parlemen LDP di media sosial masing-masing.

Kepolisian Prefektur Nara meyakini Yamagami telah melihat-lihat jadwal Abe dan mempersiapkan rencana pembunuhannya, seperti dikutip Asahi Shimbun.

Yamagami juga sempat mempertimbangkan melancarkan pembunuhan Abe dengan serangan bom, sebelum akhirnya menggunakan senjata api rakitan, menurut lembaga penyiaran Jepang NHK.

Yamagami mengatakan kepada polisi bahwa dia membuat senjata itu dengan membungkus pipa baja dengan selotip, beberapa di antaranya dengan tiga, lima atau enam pipa. Dia mengaku membeli material senjata secara online.

"Saya berencana membunuh mantan PM di sana [Okayama], tapi saya lihat ada prosedur pendaftaran di pintu masuk dan saya rasa akan sulit untuk masuk," ujar Yamagami kepada penyelidik, berdasarkan laporan NHK seperti melansir cnnindonesia.

Yamagami akhirnya memutuskan untuk melancarkan aksinya di Nara, di mana Abe dijadwalkan berpidato kampanye di dekat Stasiun Yamato Saidaiji pada Jumat siang waktu lokal.

Yamagami menembak Abe tiga kali saat sang PM Jepang dengan masa jabatan terpanjang itu berpidato di depan stasiun tersebut.

Abe menderita luka di leher hingga dada akibat penembakan itu hingga mengalami henti jantung. PM Jepang era 2006-2007 dan 2012-2020 itu akhirnya meninggal dunia lima jam setelah insiden terjadi akibat pendarahan hebat meski sudah menjalani serangkaian penanganan darurat, operasi, dan transfusi darah di RS Nara Medical University.

Yamagami, yang merupakan mantan anggota pasukan pertahan maritim atau angkatan laut Jepang, langsung di tangkap pihak berwenang di lokasi kejadian. Ia disebut keluar dari korps AL Jepang pada 2005 silam.

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar