Beritakan Tambang Ilegal, Jurnalis di Kota Kendari Terima Intimidasi

Jum'at, 29/10/2021 18:55 WIB
Stop Kekerasan Terhadap Jurnalis

Stop Kekerasan Terhadap Jurnalis

Kendari, Sulawesi Tenggara, law-justice.co - Jurnalis M Irvan dari salah satu media online di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mendapatkan intimidasi usai memberitakan aktivitas tambang PT.MD.

Selain ancaman lewat pesan WhatsApp, M Irvan juga mengalami kejadian yang dianggap mengancam nyawanya.

"Tadi (malam) mau keluar cari makan nasi kuning di tempat biasa, lalu saya di palang OTK. Menggunakan mobil minibus warna abu-abu di bilangan perempatan Pasar Baru depan Toko Kredit Simpatik. Kisaran Pukul 3 dini hari lewat," katanya dikutip dari Suara, Jumat (29/10/2021).

Irvan mengaku tidak sempat melihat nomor polisi minibus tersebut. Karena berusaha menghindar dan kabur.

"Saya tidak sempat lihat jelas mobil minibus tersebut, karena saya langsung putar arah mengarah ke Wua-wua yang tadinya saya mau ke Pasar Panjang," ujarnya.

"Saya masih diikuti tadi sampai di perempatan Wua-Wua, tapi kayaknya pas saya masuk lorong di bagian Anaiwoi mereka kehilangan jejak saya. Lalu saya kembali keluar dari lorong di Anaiwoi, dan untuk saat ini saya mengamankan diri di luar Kota Kendari," pungkasnya.

Pihak media Terkini.id tempat M Irvan bekerja mengaku telah berkoordinasi dengan organisasi jurnalis di Kota Kendari terkait kasus ini. Juga berkoordinasi dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Kendari untuk membantu menangani persoalan ini.

"Kami sudah berkoordinasi dengan AJI di daerah untuk mengawal persoalan ini," tambahnya.

Senada dengan hal tersebut Ketua AJI Kendari Rosniwanty Fikri mengatakan, telah menggelar rapat terkait peristiwa tersebut. Jurnalis dan AJI bakal menempuh jalur hukum dalam waktu dekat ini.

"Kita sudah tangani persoalan ini, dan kita sudah rapatkan juga bersama pengurus, untuk sekarang kasus ini sudah ditangani dan bakal didampingi oleh Bidang Advokasi kami," ungkap Rosniwanty.

M Irvan jurnalis Terkini.id sebelumnya memberitakan terkait dugaan aktivitas tambang ilegal. Setelah berita tersebut naik, Ketua Ormas di Kendari meminta bertemu, dan meminta jurnalis Terkini.id berhenti memberitakan PT. MD dan seorang inisial AT.

 

Kronologis Pengancaman versi Jurnalis Irvan:

22 Oktober 2021

Awalnya saya menerima Press release dari Arin. Lembaga yang berdemonstrasi di Mabes Polri terkait dugaan ilegal mining, lalu saya mengkonfirmasi ke beberapa pihak berwenang untuk meminta tanggapannya. Hingga ke pihak terkait pun saya minta tanggapannya. Tapi AT tak memberikan tanggapannya hanya mengirim emoticon jempol, dan berikutnya tidak memberikan respon.


26 Oktober 2021

Jawaban dari beberapa lembaga berwenang mulai saya dapati, dan sebelumnya pihak kantor saya mengarahkan untuk menunggu tanggapan dari pihak terkait, lalu berita diterbitkan di hari itu juga setelah data terkumpul dengan judul "Diduga Lakukan Sejumlah Pelanggaran Hukum, PT. Masempo Dalle diadukan ke Mabes Polri"

Setelah itu malam saya mendengar kabar dari teman bahwa saya sedang dicari oleh beberapa preman yang diduga berkaitan dengan PT. MD dan AT

27 Oktober 2021

Saya menindaklanjuti berita kemarin dengan keterangan tambahan dari pihak berwenang dan saya menindaklanjuti perkembangan kasus pembacokan. Diduga berkaitan dengan PT. MD dan AT.

Usai mengumpulkan data berita saya diterbitkan dengan judul "Rekam Jejak Sorotan Publik Hingga Kasus Pembacokan yang Berkaitan dengan Dugaan Ilegal Mining PT. Masempo Dalle"

Selang beberapa waktu berita saya terbitkan dan posisi saya sedang membagikan berita, ada nomor baru yang saya tak kenali mengirimkan pesan bernada ancaman.

Serta beberapa orang dan salah satu Ketua Ormas yang meminta bertemu dan meminta saya untuk berhenti memberitakan PT. MD dan AT.

Malam kisaran pukul 10.00, saya bertemu dengan Ketua AJI Kendari Rosniwanty, Sekum AJI Kendari dan seorang Anggota AJI. Mengarahkan untuk sementara waktu mencari tempat aman dan pihaknya akan mendiskusikan dan menindaklanjuti terkait kasus yang menimpa saya.

28 Oktober 2021

Saya mengambil sudut pandang yang berbeda lagi dengan mengumpulkan data dan hasil pantauan saya yang berkaitan dengan upaya pembungkaman dan teror yang diduga kerap dilakukan oleh PT MD dan AT.

Lalu setelah data terkumpul berita saya terbit dengan judul "Rekam Jejak Upaya Pembungkaman dan Teror yang Diduga Kerap Dilakukan PT MD dan AT."

Pasca berita tersebut salah satu oknum aktivis di Kendari meminta bertemu untuk meminta saya berhenti memberitakan PT. MD dan AT.

Selang beberapa waktu salah satu ketua ormas lokal menelpon dengan tekanan untuk meminta bertemu dan membahas sesuatu hal yang sifatnya penting.

Kisaran pukul 8 malam saya masuk kembali di Kota Kendari. Setelah sebelumnya mengamankan diri di luar Kota Kendari.

Kisaran pukul 3 pagi, saya bangun dan hendak keluar mencari makan dan pulang ke rumah. Namun belum sampai di tujuan, saya tiba-tiba dipalang oleh Orang Tak Dikenal di perempatan Pasar Baru. Pas depan Toko Kredit Simpatik bypass.

Tidak sampai di situ saja OTK yang menggunakan mobil minibus Toyota Rush berwarna silver keabu-abuan mengikuti hingga di Perempatan Wua-wua. Namun mereka tidak berhasil mengikuti saya, saya mengecoh mereka dengan masuk di lorong-lorong kecil di Kelurahan Anaiwoi.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar