UNICEF Sebut Satu Juta Anak Afghanistan Terancam Kelaparan

Jum'at, 17/09/2021 10:40 WIB
UNICEF Sebut Satu Juta Anak Afghanistan Terancam Kelaparan. (VOA).

UNICEF Sebut Satu Juta Anak Afghanistan Terancam Kelaparan. (VOA).

Jakarta, law-justice.co - Direktur Eksekutif Badan Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), Henrietta Fore, menyatakan satu juta anak-anak yang hidup di Afghanistan terancam kelaparan di tahun 2021.

"Setidaknya 1 juta anak akan menderita gizi buruk akut tahun ini dan bisa meninggal tanpa perawatan," ujar Fore dalam KTT Tingkat Menteri soal Situasi Kemanusiaan di Afghanistan, sebagaimana dilansir di situs resmi UNICEF.

Menurut Fore, hampir 10 juta anak di Afghanistan menggantungkan hidupnya pada bantuan kemanusiaan internasional.

Oleh karena itu, ia meminta bantuan kepada komunitas dan lembaga internasional untuk mencegah penderitaan lebih lanjut, terlebih usai Taliban mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus lalu.

"Tanpa tindakan cepat, situasi suram yang dihadapi anak-anak Afghanistan kemungkinan akan memburuk dalam beberapa bulan mendatang karena kekeringan parah dan kelangkaan air," ucap Fore.

Ia juga mengkhawatirkan pembiayaan untuk layanan dasar, seperti kesehatan, mengingat musim dingin akan segera tiba dan pandemi Covid-19 juga masih melanda negara itu.

Situasi ekonomi dan kesejahteraan di Afghanistan menjadi sorotan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus lalu.

Sejak saat itu, banyak negara angkat kaki dan berpikir ulang untuk menjalin hubungan dengan negara itu. Sejauh ini, baru China yang menunjukkan gelagat memberikan bantuan.

Amerika Serikat juga dilaporkan mengirimkan bantuan tambahan sebesar US$6 juta atau Rp85 miliar melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Komisi Tertinggi Badan Pengungsi PBB.

Sementara itu, UNICEF dalam dua pekan terakhir telah menyediakan air layak konsumsi untuk 170 ribu orang yang terdampak kekeringan di Afghanistan. Selama minggu terakhir bulan Agustus, badan itu juga melakukan perawatan terapeutik terhadap 4 ribu balita.

"Kami tahu apa yang perlu dilakukan untuk anak-anak dan kami dapat menyelesaikannya bersama dengan mitra kami, selama kami memiliki dukungan dana penuh, transportasi persediaan dan staf, dan akses kemanusiaan penuh untuk menjangkau mereka yang membutuhkan" katanya.

Fore kembali menegaskan tanggapan kemanusiaan yang kuat diperlukan agar pembangunan yang sudah terjadi selama ini dapat terjaga dengan baik.

UNICEF juga akan terus mendesak dan memantau secara ketat keselamatan dan akses anak dan perempuan ke layanan penting, serta kemampuan guru perempuan dan petugas kesehatan untuk kembali bekerja.

Meski Taliban mengizinkan anak perempuan untuk sekolah bahkan sampai ke perguruan tinggi, mereka menerapkan sejumlah pembatasan.

Pembatasan itu termasuk pembagian kelas dan kerja kelompok berdasarkan jenis kelamin, kelas universitas dipisah dengan tirai, hingga guru hanya mengajar sesuai jenis kelaminnya.

Fore lalu menegaskan agar komunitas internasional turut membantu anak-anak di Afghanistan.

"Tolong bantu kami. Tidak pernah ada waktu yang lebih mendesak untuk berdiri bersama anak-anak Afghanistan dan orang-orang yang melayani mereka," katanya.

Tanpa dukungan dari pihak lain, layanan penting akan terhenti dan Afghanistan bakal semakin terjerumus ke dalam kekacauan.

"Dunia tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi," katanya.

 

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar