Libur Tahun Baru Islam 2021 Digeser, ini Alasan Menag Yaqut

Senin, 09/08/2021 20:10 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Net)

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Net)

Jakarta, law-justice.co - Kementerian Agama (Kemenag) memastikan tahun baru Islam tetap jatuh pada 1 Muharram 1443 Hijriah. Namun, hari liburnya akan bergeser dari 10 Agustus menjadi 11 Agustus 2021.


"Tahun Baru Islam tetap 1 Muharram 1443 H, bertepatan 10 Agustus 2021 M. Hari liburnya yang digeser menjadi 11 Agustus 2021 M," ujar Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin lewat keterangannya, Senin (9/8/2021).

Penggeseran hari libur ini tertuang dalam Keputusan bersama Menag, Menaker, dan Menpan RB No 712, 1, dan 3 tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Bersama Menag, Menaker, Menpan dan RB No 642, 4, dan 4 tahun 2020 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama.


Selain tahun baru Islam, libur Maulid Nabi Muhammad SAW juga mengalami pergeseran hari. Libur Maulid Nabi digeser 1 hari.

"Awalnya hari liburnya 19 Oktober, berubah menjadi 20 Oktober 2021 M," jelasnya.

"Sedangkan cuti bersama dalam rangka Hari Raya Natal pada 24 Desember 2021 M, ditiadakan," sambungnya.

Kebijakan ini diterapkan untuk meminimalisir penyebaran COVID. Karena jika libur tidak digeser, maka akan terbentuk `hari kejepit` yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengambil cuti dan berpergian.

"Ini ikhtiar untuk mengantisipasi munculnya klaster baru, maka dipandang perlu dilakukan perubahan hari libur dan cuti bersama tahun 2021 M," sebutnya.

"Jadi hari liburnya saja yang berubah, bukan hari besar keagamaannya," tandasnya.


Gotong Royong


Umat Islam akan memperingati 1 Muharam 1443 Hijriah yang jatuh pada 10 Agustus besok. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak semua pihak memperkuat spirit hijrah dan semangat gotong royong menghadapi pandemi COVID-19.


"Selamat tahun baru 1 Muharam 1443 H. Mari perkuat spirit hijrah dan semangat gotong royong dalam menghadapi pandemi COVID-19," kata Yaqut dalam keterangan tertulis, Senin (9/8/2021).

"Semoga pandemi segera berakhir dan kita songsong masa depan yang lebih sehat dan maju," sambungnya.


Yaqut mengatakan tahun baru Hijriah mengingatkan umat Islam pada momen bersejarah hijrah Rasulullah dari Mekah ke Madinah. Spirit hijrah salah satunya kemampuan melakukan perpindahan, perubahan, dan adaptasi dalam merespons situasi dan kondisi.

Menurutnya, perpindahan bisa bermakna fisik, tapi juga bisa bermakna sikap. Misalnya, pindah dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu sikap ke sikap yang lain.


"Pandemi memaksa kita melakukan penyesuaian dan perubahan menuju kenormalan baru. Salah satu spirit hijrah dalam konteks pandemi adalah terapkan prokes dan disiplin 5M," ungkapnya.


Gus Yaqut mengingatkan solidaritas dan gotong royong adalah kunci di tengah pandemi. Pemerintah sejak satu setengah tahun lalu terus berupaya mengatasi kondisi pandemi.

Gus Yaqut mengatakan pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, perlu kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat.

"Mari manfaatkan momentum tahun baru 1 Muharam 1443 H untuk perkuat spirit hijrah, serta saling bergotong royong dalam menghadapi pandemi," ujarnya.


"Di tengah pandemi, sambut tahun baru dengan kesederhanaan dan penuh rasa syukur. Tetap terapkan prokes dan disiplin 5M+1D, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan doa. Semoga pandemi cepat berlalu," sambungnya.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar