Gagal Atasi Covid, Rakyat Brasil Tuntut Presiden Mundur, Apa Kabar RI?

Kamis, 08/07/2021 01:01 WIB
Rakyat Brasil turun ke Jalan desak Presiden Bolsonaro munbdur akibat gagal tangai pandemi (Reuters)

Rakyat Brasil turun ke Jalan desak Presiden Bolsonaro munbdur akibat gagal tangai pandemi (Reuters)

Brasil, law-justice.co - Pengunjuk rasa antipemerintah turun ke jalan di kota-kota Brasil. Aksi ini digelar saat kasus kematian akibat Covid-19 di negara Amerika Latin itu mencapai 500 ribu orang. Kondisi Indonesia saat ini tak jauh beda dengan Brasil. Pemerintah dianggap tak mampu atasi pandemi sehingga ribuan rakyat Indonesia meninggal akibat terpapar virus covid-19.

Kritikus sempat menilai tingginya kasus kematian di Brasil diakibatkan karena Presiden Jair Bolsonaro meremehkan pandemi. Pada Sabtu (19/6/2021) lalu, ribuan orang berkumpul di pusat Ibu Kota Rio de Janeiro. Banyak di antara demonstran mengibarkan bendera bertuliskan `Bolsonaro mundur. Pemerintah kelaparan dan pengangguran`.

"Brasil mengalami kemunduran besar, negara ini dulu negara percontohan vaksinasi di dunia, institusi kami dikenal tapi kami berada di situasi yang menyedihkan," kata mahasiswi yang turut turun ke jalan Isabella Gouljor seperti dikutip dari New York Post, Kamis (8/7/2021)

Pengunjuk rasa lain mengibarkan spanduk bertuliskan "500 kematian, ini salah dia", merujuk ke Bolsonaro. Aksi serupa juga digelar di 22 dari 26 negara bagian di Brasil serta Distrik Federal, Brasilia.

Unjuk rasa ini dipromosikan partai-partai sayap kiri yang mendorong turunnya angka dukungan terhadap Bolsonaro. Hal itu membahayakan posisi presiden pada pemilihan tahun depan.

"Mundur Bolsonaro, pelaku genosida," teriak pengunjuk rasa di Rio.

Beberapa di antara pengunjuk rasa mengenakan kaus atau masker dengan gambar mantan presiden dari sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva yang unggul dari Bolsonaro di sejumlah jajak pendapat. Pengunjuk rasa di Sao Paulo menerbangkan balon warna merah untuk korban virus corona.

Dalam satu pekan terakhir, lebih banyak pendukung Bolsonaro yang turun ke jalan. Sebagian karena mendukungnya untuk menolak menerapkan peraturan pembatasan sosial yang ketat dan memprotes karantina wilayah yang merugikan pengusaha.

Kritikus mengatakan, pesan-pesan Bolsonaro, seperti promosi obat-obatan tak terbukti, semacam hydroxychloroquine, turut berkontribusi mendorong lonjakan angka kematian akibat Covid-19. Program vaksinasi juga berjalan lamban, baru 11 persen lebih warganya yang sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar