PDIP: Masuknya WN China Tak Bisa Dikaitkan dengan Larangan Mudik

Rabu, 12/05/2021 06:48 WIB
Politikus PDIP Aria Bima sebut masuknya WN China tak bisa dikaitkan dengan larangan mudik (Tribunnews)

Politikus PDIP Aria Bima sebut masuknya WN China tak bisa dikaitkan dengan larangan mudik (Tribunnews)

Solo, Jateng, law-justice.co - Masyarakat Indonesia kembali dihebohkan dengan masuknya ratusan warga negara China yang tiba di Indonesia di tengah pandemi Covid-19 dan larangan mudik oleh pemerintah. Lantas, kritikan pun diarahkan kepada Presiden Joko Widodo yang tegas melarang mudik tapi mengizinkan WN China masuk.

Namun, menurut Politikus PDI Perjuangan Aria Bima, masuknya WN China tak bisa dibandingkan dengan larangan mudik. Menurutnya ada ketentuan-ketentuan khusus yang sudah disepakati antarnegara sehingga warga asing bisa masuk ke Indonesia.

"Semua ada protokolernya, warga asing masuk ke sini (Indonesia), warga kita (juga) boleh masuk ke negara mereka. Ada ketentuan di masing-masing negara, negara sudah menyepakati yang sama," ujar Aria Bima kepada wartawan di Solo melalui temu virtual, Selasa (11/5/2021).

Menurut anak buah Megawati Soekarnoputri itu, ada ketergantungan negara yang cukup kuat sehingga masuknya WNA tidak bisa dihindari. Dia mencontohkan, seperti halnya dulu Indonesia juga pernah ketergantungan dengan India sebagai penyuplai bahan baku vitamin C.

"Kemudian India menutup, sehingga menjadi kesulitan (bahan baku). (Dengan China) ini ada ketergantungan masker, serta alat-alat kesehatan kita masih tergantung. Dan tidak mungkin kita mengambil sikap seperti China ataupun Vietnam," ucapnya.

Aria Bima juga mengatakan, bahwa polemik masuknya puluhan WNA itu tidak bisa disandingkan dengan kebijakan larangan mudik. Larangan mudikadalah sebagai upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Corona.

"Menurut saya, (diperbolehkan masuk) WNA ini tidak bisa dipersandingkan dengan larangan mudik. Semua tahu kalau naik kereta api, bus, pesawat itu waspada betul. Karena itu penyebarannya di situ," urainya.

Dan jika sampai ada 1,5 juta orang mudik maka potensi penyebaran virus Corona juga akan sangat besar. Dan negara bisa saja akan kewalahan untuk mengatasi ledakan kasus yang bisa terjadi tersebut.

"Jujur tidak mampu kalau 1,5 juta orang mudik 75 ribu kena saja sudah buyar semuanya. Kalau 1,5 juta kumpul, satu orang ketemu 5 orang, bisa menularkan ke 4,5 juta orang. Memang kita belum bisa men-swab-kan semua warga, tindakan yang paling tepat mengurangi sekecil mungkin kerumunan," tutup Aria Bima.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar