Secara faktual, hari ini Indonesia mempunyai tiga orang tokoh pemimpin nasional yang masih eksis dalam kekuasaan. Pertama, sebutlah Jokowi presiden petahana hasil dua kali Pilpres (2014 – 2024), masih berkuasa sampai Oktober 2024.
Sejak tahun 2016 yang lalu, Presiden Jokowi telah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Kelahiran Pancasila. Ketika menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Kelahiran Pancasila, Presiden Jokowi memberikan alasannya yaitu agar seluruh masyarakat Indonesia mengetahui asal-usul Pancasila yang menjadi ideologi dan dasar negara Indonesia.
Sampai saat ini publik masih membicarakan peristiwa penangkapan Anggota Detasemen Khusus Antiteror Polri atau Densus 88, Iqbal Mustofa. Yang bersangkutan di tangkap oleh oleh polisi militer karena diduga sedang melakukan kegiatan penguntitan terhadap Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) Febrie Ardiansyah, pada Minggu (19/5/2024).
Ada perhatian besar dari masyarakat dan pemerhati pasar modal Indonesia hari-hari tertuju pada saham PT Barito Renewables Energy Tbk. Penyebabnya terlalu banyak keanehan dan kejanggalan pada saham milik taipan Prajogo Pangestu tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, kasus pembunuhaan dan pemerkosaan Vina Cirebon terus menghiasi pemberitaan di berbagai media massa maupun media sosial (medsos). Kasus Vina seolah tidak pernah ada habisnya untuk dibahas dan dikupas setiap waktunya.
Gemar menipu dan mencuri dalam praktek kekuasaan Joko Widodo menjadi tabiat. Mirip cerita kawanan tikus di gorong-gorong: sangat licik, lincah dan super rakus.
Tindakan atau kebijakan yang keladuk dimaknai tindakannya terlalu berlebihan, sehingga kalimatnya menjadi “Keladuk Wani Kurang Duga”, dengan arti yang sama yaitu bertindak asal asalan, diluar batas kemampuanya.
Pemerintah lagi-lagi membuat ulah. Kali ini melalui pemaksaan penyelenggaraan tabungan perumahan rakyat (Tapera). Masyarakat pekerja dipaksa untuk menabung, untuk membiayai proyek perumahan rakyat.
Rencana untuk menambah kementrian hingga lebih dari 40 pada Kabinet Prabowo kelak setelah pelantikan sungguh memprihatinkan.
Baru saja 4 hari Prabowo Subianto menyatakan sikapnya bahwa pendidikan harus murah bahkan gratis dalam acara Wawancara Eksklusif TVOne arahan produser Lalu Mara, Joko Widodo "terbirit-birit" memanggil Nadiem Makarim ke Istana untuk menghentikan kenaikan UKT mahasiswa yang ribut sejak Maret lalu.