Anak SD Juara Lomba Lari Nangis Tak Dapat Hadiah, Panitia: Cuma `Fun`

Jum'at, 31/01/2020 13:03 WIB
Melan dan kedua orangtuanya, Kamis (30/1/2020).(Kompas.com).

Melan dan kedua orangtuanya, Kamis (30/1/2020).(Kompas.com).

Jakarta, law-justice.co - Siswi SD asal Desa Pandiri Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Asmarani Dongku atau yang biasa dipanggil Melan menangis karena tak mendapat hadiah meski menjadi juara I lomba lari yang digelar di Poso, Sulawesi Tengah.

Penyelenggara kegiatan merupakan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah.

Kepala Dinas PU Bina Marga Sulteng Syaifullah Djafar mengaku kaget dengan adanya pemberitaan soal ini.

Syaifullah akhirnya meluruskan soal lari yang digelar 25 Januari 2020 lalu itu.

Menurutnya, ada miskomunikasi. Syaifullah menjelaskan, kegiatan lari 21 km ini sebenarnya hanya untuk bersenang-senang.

"Jadi begini, kita itu di Dinas Bina Marga Tata Ruang punya club lari namanya Bima Tarung runners. Kami punya kebiasaan setiap pekerjaan jalan yang sudah selesai itu kita adakan kegiatan dengan menggelar ajang lari maraton," ujar Syaifullah saat dihubungi, Kamis (30/1/2020).

"Kami tidak menyediakan hadiah apapun selain memberikan medali bagi peserta lari yang masuk finish," ucap Syaifullah menambahkan.

Syaifullah menjelaskan, semua peserta yang melewati garis finish hanya akan mendapat medali sebagai tanda telah berpartisipasi dalam kegiatan lari.

Pihaknya memang tidak menyediakan hadiah berupa uang atau yang lainnya.

"Kegiatan ini hanya untuk fun," ucap Syaifullah.

Dalam kegiatan lari 21 km, ada 200 orang peserta yang mendaftar. 150 orang dari Palu, 50 orang lagi dari Poso.

Menurutnya, jika memang pihaknya menyediakan hadiah berupa uang, tentu yang ikut akan membludak.

Selain itu peserta yang protes bukan hanya juara I saja, melainkan juara II dan II juga ikut protes.

"Dan kegiatan kemarin itu yang masuk finish pertama adalah Nurlina (35), serta menyusul peserta lainnya. Sedangkan Melan masuk finish dengan urutan ke 19," ujar Syaifullah.

Syaifullah menyampaikan, peserta lain tahu bahwa kegiatan ini hanya untunk bersenang-senang.

Itu mengapa Syaifullah bingung sampai ada pemberitaan soal bocah SD menangis karena tak dapat hadiah.

Namun begitu, Syaifullah mengatakan akan mengundang Melan untuk datang ke kantornya. Ia bahkan berjanji akan membina Melan.

"Saya undang Melan ini bukan untuk apa-apa ya. Saya tahu ini anak. Anak ini merupakan satu potensi yang dimiliki Sulawesi Tengah. Usianya masih sangat muda dan ini aset bagi Sulawesi Tengah. Kalau Melan mau nanti kita bina dia" ujar Syaifullah.

Sebelumnya diberitakan, Asmarani Dongku, siswa kelas VI SD dari Desa Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, menangis setelah mengetahui ia tak mendapat hadiah meski menjadi juara I lomba lari 21 kilometer.

Perlombaan start dari kantor Bupati Poso dan finis di Desa Toyado, Kecamatan Lage.

"Saya menangis, capek, dan tidak ada hadiahnya. Nanti di finis baru dibilang tidak ada hadiahnya. Kalau saya tahu tidak ada hadiahnya, saya tidak akan ikut, Pak," kata Asmarani.


Sumber: Kompas.com.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar