Sebut Program Prabowo Buat 300 FK Berlebihan, IDI: Bikin Masalah Baru!

Selasa, 06/02/2024 06:57 WIB
Sebut Program Prabowo Buat 300 FK Berlebihan, IDI: Bikin Masalah Baru! (Robinsar Nainggolan).

Sebut Program Prabowo Buat 300 FK Berlebihan, IDI: Bikin Masalah Baru! (Robinsar Nainggolan).

Jakarta, law-justice.co - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan bahwa strategi rencana Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto membangun 300 fakultas kedokteran (FK) di Indonesia terlalu berlebihan.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Muhammad Adib Khumaidi mengatakan pembangunan FK yang terlalu banyak tanpa mempertimbangkan kebutuhan tiap wilayah justru akan melahirkan masalah baru.

"Sangat berlebihan. Jadi [rencana pembangunan] 300 fakultas kedokteran itu sangat-sangat berlebihan," kata Adib dalam acara daring, Senin (5/2).

Dia mengatakan, akses pendidikan kedokteran masih cenderung mahal. Selain itu, kata Adib, masalah sebenarnya bukan sebatas pada masalah jumlah dokter.

Namun, masalah yang menurutnya tengah dihadapi Indonesia adalah dokter-dokter tidak terdistribusi secara merata di tiap provinsi. Misalnya, ahli bedah dan jantung banyak terkonsentrasi di kota besar.

IDI pun telah mendorong agar Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri berkoordinasi membenahi alur distribusi dokter, sekaligus menjamin fasilitas kesehatan di daerah tercukupi dengan alat kesehatan yang mumpuni.

Aturan distribusi itu nantinya harus memperhatikan kebutuhan daerah berdasarkan data. Menurut Adib, data-data itu bisa didapatkan dari laporan tingkatan jenis penyakit di setiap daerah.

Adib menjelaskan membuka 300 FK baru artinya akan mencetak banyak dokter umum baru. Sementara, Indonesia membutuhkan lebih banyak dokter spesialis.

Dia khawatir banyaknya lulusan fakultas kedokteran ini malah akan meningkatkan angka pengangguran.

"Jadi lebih baik mendirikan program studi dokter spesialis sesuai dengan kebutuhan per wilayah," ujar Adib.

"Dan apabila 300 FK itu, maka kita lima tahun lagi akan dihadapkan overload, kita dihadapkan dengan bahasa kami, mohon maaf, akan muncul pengangguran intelektual profesional yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh negara, yaitu profesi dokter. Tapi kemudian dia tidak mendapatkan tempat pekerjaan karena sudah banyak," imbuhnya.

Prabowo Subianto sebelumnya mengatakan ingin menambah jumlah FK di perguruan tinggi untuk mengatasi masalah kekurangan dokter di Indonesia. Hal itu ia sampaikan dalam debat capres di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (4/2).

"Kita kekurangan sekitar 140 ribu dokter, dan itu akan kita segera atasi dengan cara kita akan menambah FK di Indonesia. Dari yang sekarang 92, kita akan membangun 300 FK," kata Prabowo.

Prabowo juga berjanji jika terpilih sebagai presiden akan mengirim 10 ribu anak-anak terpilih dari lulusan SMA melanjutkan studi di luar negeri untuk belajar ilmu kedokteran.

Sementara itu, merujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pernyataan Prabowo tidak sepenuhnya keliru. Indonesia memang membutuhkan dokter. Bahkan lebih dari 140 ribu.

WHO menyatakan rasio dokter yang ideal adalah 1:1.000 (satu dokter melayani 1.000 penduduk). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Indonesia di pertengahan 2023 mencapai 278.696.200 orang penduduk. Dengan demikian, Indonesia membutuhkan sekitar 278.700 dokter.

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar