Anies : Tol Trans Jawa Bikin Pantura Mati dan Enggak Ada Perubahan

Jum'at, 02/02/2024 21:39 WIB
Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri. Robinsar Nainggolan

Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri), dan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo beradu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri. Robinsar Nainggolan

Jakarta, law-justice.co - Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyindir langkah pemerintah yang dinilai terlalu fokus dalam pembangunan infrastruktur tanpa memikirkan solusi bagi masyarakat.

Kritikan tersebut disampaikan Anies saat menjawab pertanyaan terkait kebijakan investasi yang tidak memberi hasil setimbal bagi daerah dalam acara Sarahsehan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, di Jakarta, Jumat 2 Februari 2024.

Anies Baswedan juga kemudian mencontohkan pembangunan Jalan Tol Trans Jawa yang dinilai dilakukan tanpa mengantisipasi efek sampingnya.

Bekas Gubernur DKI Jakarta itu tidak menampik apabila proyek itu sangatlah diperlukan untuk mempermudah sistem logistik di Pulau Jawa. Hanya saja, kata dia, pembangunan dilakukan tanpa memikirkan solusi bagi warga yang tinggal di Jalur Pantura.

"Membangun jalan bebas hambatan dari barat sampai ke timur itu bagus, enggak ada pertanyaan. Itu dibutuhkan supaya sistem logistik kita bisa berjalan dengan efisien," jelasnya.

"Tapi kita lupa memikirkan exit strategy bagi kawasan Pantura. Ini exit-nya bagaimana mereka? Pokoknya bangun jalan tol, Pantura-nya mati, ya mohon maaf enggak ada perubahan," sambungnya.

Anies Baswedan menyebut akibat tidak adanya solusi tersebut justru malah mematikan perekonomian masyarakat Pantura. Ia mengatakan saat ini banyak hotel, bengkel hingga rumah makan banyak tutup pasca pembangunan tol Trans Jawa.

Padahal, menurutnya, kondisi tersebut tidak mungkin terjadi jika negara mau memikirkan exit strategy bagi warga Pantura sebelum membangun tol Trans Jawa. Masyarakat, kata dia, bisa mengantisipasinya dengan membangun usaha lain sebelum kawasan Pantura `ditinggalkan`.

Berkaca kondisi itu, Anies lantas mengatakan saat ini diperlukan exit strategy sebelum akhirnya Indonesia benar-benar beralih menuju energi terbarukan.

"Kita mau transisi energi ke energi terbarukan, berarti jenis-jenis tambang yang tidak terbarukan, itu exit-nya gimana. Semua yang bekerja di situ, mereka akan berpindah seperti apa ke lapangan kerja baru," pungkasnya.***

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar