Pelatihan Fashion dan Bisnis Untuk Mengejar Ketertinggalan UKM di RI

Minggu, 03/12/2023 05:44 WIB
istimewa

istimewa

law-justice.co -

Pelatihan Fashion dan Bisnis untuk mengejar ketertinggalan UKM di Indoneisia  . Disampaikan Dicky Indrawan , Kabag Inkubasi Bisnis Kemenkop UKM sebagai perwakilan SMESCO bersama dengan KESPEL dan Komisi Dewasa  pada salah satu Gereja di depok Jawa Barat . 

Harapannya adalah  mengejar ketertinggalan Indonesia karena untuk negara maju jumlah wiraswastanya saat ini  bisa mencapai  12% , tetapi di Indonesia baru 4 % dari jumlah penduduk.  Indonesia sendiri masih kalah dengan thaniland yang lebih tinggi. 

UKM adalah basis promotor penggerakan ekonomi daerah yang sangat kuat untuk memajukan masyarakt suatu daerah. Terbukti selama masa Covid banyak negara lumpuh tetapi sektor UKM satu satunya yang dapat berjalan . 

Program yang dibuat ini adalah skala nasional  karena biasanya turun di kota kota besar seperti NTT, Surabaya dan kota lainnya, tetapi saat ini malah Depok menjadi tujuan pelatihan . Seharusnya Pemda Depok yang aktif   memfasilitasi kegiataan ini  bagi warganya dan di minta ke kami.   

Menurut Ketua Kepel  personal incharge kegiatan ini  dimana  Wientor Rah Mada sebagai  Direcor of Bussiness Marketing SMESCO ikut meramaikan kegiatan warga depok dan sekitarnya yang sangat tepat untuk memajukan alternatif sumberdaya dengan pelatihan ini. Bahkan pesertanya ada yang berasalal dari luar depok seperti ibu sitorus yang berdomisili di Grogol jakarta Barat bersedia jauh jauh  hadir selama dua hari dikegiatan UKM diselenggarakan di depok Jawa Barat.

 

Manambahkan di masa Covid lalu hanya UKM yang bisa berjalan semua sektor terpuruk , masih bisa survival melawan keadaan ekonomi saat tersebut . Dan juga Menambah bibit baru dalam dunia usaha . Saat ini programnya harus tahu basic saja dulu  dalam meningkatkan kreative design. 

Pengembangan UKM ada dihilirisdasi . harusnya pemda setempat yang tanggap akan kebutuhan warganya. yang memberikan pembinaan khususnya kepada pemula itu yang sekarang menjadi masalah. Biasanya kita mengadakan di berbagai kota di tanah air , seperti NTT ,saat ini hadir di depok

Bagaimana cara menentukan pelatihan yang tepat biasanya melihat permasalahan dulu , cari solusi untuk megatasinya baru ke program apa yang disetujui semua pihak . Ini karena keterbatasan  jadi harus lebih selektive .

Target pesertanya siapa saja ,berapa usia yang bakal ikut serta  diatas 50 tahun kah kalo usia tersebut tidak mungkin utntuk ditawarkan yang digital


Nadien :Salah satu cara untuk dapat melipatgandakan level PDB menjadi negara maju adalah dengan sebanyak mungkin mencetak pengusaha baru di semua sektor usaha.

Perlu gerakan nasional untuk melahirkan pengusaha-pengusaha baru, menaikkan kelas kewirausahaan kelas UMKM menjadi konglomerat. Pemerintah wajib menciptakan iklim investasi dan berusaha yang memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak bangsa. Perlu campur tangan untuk misalnya menciptakan pusat-pusat baru wirausaha, misalnya asistensi pendanaan, jaringan pasar, dan paling utama adalah penyediaan inovasi terapan yang bisa langsung diterapkan oleh pengusaha. Pendekatan tidak harus melulu pada insentif fiskal yang membebani keuangan negara, tapi perlu diperluas. Banyak contoh di negara lain, bagaimana mereka menyemai pengusaha baru.

 

Pelaksanaa ini kerjasama antara pihak Smesco dan Kospel dan Komisi Dewasa di gereja GKI Cinere  di Depok ini dihadiri 42 peserta dari warga sekitarnya dan meskipun ada juga warga yang jauh hadir. Alasannya karena Pelatihan Fashion ini mahal harganya kalau dibuat oleh pihak komersil. Seorang ibu  salah satu peserta  yang berasal dari luar lingkungan gereja  menyamapikan belajar jahit sekarang ada yang sampai 100 juta . si ibu sangat berterima kasih akhirnya bisa ikut secara gratis selama 2 hari dengan nara suber ibu Dina Midiani  yang sudah pengalaman didunia fashion dan karyanya sudah sampai ke Hongkong , Paris  dan pelanggannya sudah kelas internasional .

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar