Wayan Koster: Luas Bali Menyusut 50 KM Persegi, Dampak Abrasi Pantai

Kamis, 29/06/2023 11:47 WIB
Gubernur Bali, I Wayan Koster. (Detik.com)

Gubernur Bali, I Wayan Koster. (Detik.com)

Jakarta, law-justice.co - Gubernur Bali, I Wayan Koster menyatakan bahwa luas wilayah Provinsi Bali menyusut 50 kilometer persegi akibat gejala alam dan dampak abrasi pantai.

Hal ini disampaikan saat merespons soal pandangan umum terhadap fraksi pada Raperda tentang haluan pembangunan Bali masa depan, 100 tahun Bali Era Baru 2025-2125.

"Saya perlu menyampaikan, lima tahun lalu luas Provinsi Bali masih 5.646 kilometer persegi. Jadi kira-kira mengalami penurunan sekitar 50 kilometer persegi. Ini akibat abrasi pantai, bencana alam, serta berbagai gejala alam lainnya," ujarnya dalam sidang paripurna ke-23 di Kantor DPRD, Provinsi Bali, Rabu (28/6).

Luas Bali saat ini sekitar 5.590,15 kilometer persegi yang terdiri dari 9 kabupaten dan kota, 57 kecamatan, 716 desa [dan] kelurahan dan 1.493 desa adat.

Penyusutan, kata dia, terutama akibat abrasi pantai. Dia pun meminta dukungan Kementerian PUPR untuk menyediakan penghalang atau penyangga.

"Jadi harus ada penyangga. Sekarang kan sudah mulai berjalan tapi sedikit. Luasan pantai kita yang baru kita tangani dengan penyangga itu sedikit. Ini harus diperbanyak, terutama di Bali selatan itu cepat sekali abrasinya," katanya.

Koster membantah soal pembangunan hotel dan bangunan lain memicu abrasi lebih parah pada pantai-pantai.

Selain pantai, bentang alam Bali cukup beragam. Meski pulau kecil, Bali punya 24 gunung dan 2 gunung api yang masih aktif yakni Gunung Agung dan Gunung Batur.

Luas hutan sekitar 24,48 persen dari luas Bali atau sekitar 136.827 hektar. Ada pula 4 danau untuk konservasi maritim yaitu, Danau Batur, Danau Buyan, Danau Beratan dan Danau Tamblingan. Sebanyak 244 sungai pun masih aktif, meski sebenarnya lima tahun lalu jumlahnya lebih.

"Yang sekarang ini (sungai) yang hidup di musim kering dan musim hujan, airnya mengalir. Ada 22 air terjun yang dijadikan objek wisata, jadi ada juga yang tidak jadi objek wisata," jelasnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar