Harga Minyak Mentah Dunia Semakin Melorot karena Ulah Amerika

Jum'at, 05/05/2023 00:00 WIB
Penghasil Minyak Bumi Terbesar di Dunia, Indonesia Urutan Berapa? foto :detk.com

Penghasil Minyak Bumi Terbesar di Dunia, Indonesia Urutan Berapa? foto :detk.com

law-justice.co -
Saat ini, terdapat dua harga acuan minyak dunia yang paling banyak digunakan di dunia, yaitu harga minyak dunia Brent dan WTI (West Texas Intermediate). Brent (Brent Crude) merupakan sebutan untuk minyak hasil tambang dari Laut Utara (Eropa), dengan nama Brent berasal dari lahan tambang di laut utara, yang dibuka pada tahun 1970. 

Harga minyak dunia merosot  hampir  4 persen pada Rabu (4/5), waktu Amerika Serikat (AS). Meluncurnya  penurunan harga minyak terjadi usai   bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) menaikkan suku bunga.  Kenaikan  suku bunga  yang menambah kekhawatiran investor terhadap laju ekonomi. 


Sehari sebelumnya, kedua harga acuan anjlok 5 persen, persentase penurunan harian terbesar sejak awal Januari tahun ini. 

 

Pada awal perdagangan Kamis (4/5/2023)   Harga minyak menjadi anjlok setelah Federal Reserve Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga sebanyak 25 bps yang dapat memperlambat laju ekonomi Amerika Serikat (AS).


Harga minyak mentah WTI melemah hingga 1,12% ke posisi US$67,8 per barel  , sementara harga minyak mentah brent juga dibuka melemah hingga 0,78% ke posisi US$71,42 per barel.  berarti lebih rendah dari reference WTI.


Apa bedanya minyak Brent dan WTI?
Dari sisi lokasi distribusi, Brent yang letak produksinya di laut didistribusikan melalui kapal dengan ongkos lebih terjangkau. Sedangkan WTI yang letak produksinya di tengah Kawasan dataran rendah Amerika memiliki jalur distribusi lebih panjang, sehingga ongkosnya lebih besar.

 

Tren akan turun terus bertambah menjadi akhirnya terperosok

Pelemahan ini memperpanjang tren negatif minyak dunia yang juga terperosok dalam pada hari sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (3/5/2023), minyak WTI juga ditutup ambruk 4,27% ke posisi US$68,6 per barel sementara minyak brent anjlok 4,33% ke posisi US$71,98 per barel.

Pada Rabu sore waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (4/5/2023), bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,0-5,25%.

Kenaikan ini menekan harga minyak karena para pedagang khawatir suku bunga yang tinggi akan menahan laju pertumbuhan ekonomi sehingga permintaan energi berkurang.


Tetapi The Fed juga mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan lebih lanjut. The Fed akan memberikan waktu untuk menilai dampak dari kegagalan bank baru-baru ini terhadap ekonomi AS, menunggu penyelesaian kebuntuan politik atas plafon utang AS, serta memantau inflasi.

Kekhawatiran sektor perbankan kembali menjadi sorotan setelah regulator AS menyita First Republic, lembaga besar AS ketiga yang gagal dalam dua bulan.

Sebelumnya, tiga bank juga kolaps yakni Silvergate Bank, Signature Bank, dan Silicon Valley Bank.

JPMorgan Chase & Co JPM.N setuju untuk mengambil $173 miliar dari pinjaman bank, $30 miliar dari sekuritas dan $ 92 miliar deposito.

Suku bunga yang tinggi dan krisis perbankan serta plafon utang AS bisa membawa ekonomi AS ke jurang resesi.

Diberitaka : May Day May Day! Harga Minyak Ambrol Karena Huru Hara Amerika

Bank Sentral Eropa juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan hari Kamis. Jika suku bunga AS kembali naik maka itu akan semakin menekan harga minyak.

Terlebih, pasokan bensin masih memadai. Data pemerintah AS menunjukkan persediaan bensin secara tak terduga naik 1,7 juta barel pekan lalu. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan 1,2 juta barel.

Persediaan minyak mentah turun 1,3 juta barel dalam sepekan, lebih besar dibandingkan dengan perkiraan penurunan 1,1 juta barel.

Sementara itu, China melaporkan jika aktivitas manufaktur April turun. Tiongkok adalah konsumen energi terbesar dunia dan konsumen terbesar minyak mentah kedua di dunia setelah AS.

Pelemahan manufaktur China menjadi sinyal jika permintaan sumber energi ke depan bisa turun.

Morgan Stanley menurunkan perkiraan harga Brent menjadi $75 per barel pada akhir tahun. Harga tersebut jauh di atas tahun lalu yang berada di kisaran US$ 100 per barel.

 Beda minyak WTI dan Brent

 foto : .inbizia.com

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar