Peru Makin Membara

Sabtu, 21/01/2023 16:47 WIB
Aksi demontrasi di Peru semakin meluas dan intens. Aksi ini sebagai bentuk protes menentang pemakzulan Presiden Pedro Castillo pada bulan Desember lalu. (CNBC)

Aksi demontrasi di Peru semakin meluas dan intens. Aksi ini sebagai bentuk protes menentang pemakzulan Presiden Pedro Castillo pada bulan Desember lalu. (CNBC)

Peru, law-justice.co - Law-justice.co – Suasana di Peru semakin mencekam. Eskalasi demontrasi semakin meluas dan intens.  Protes terjadi sejak Presiden Pedro Castillo digulingkan bulan Desember lalu. Saat itu dia berusaha membubarkan badan legislatif sebagai cara pencegahan pemungutan suara pemakzulan. Tercatat korban tewas bertambah menjadi 53 orang selama lebih dari sebulan demonstrasi untuk menuntut pengunduran diri Presiden Dina Boluarte. Demonstran juga mendesak pembubaran kongres, pelaksanaan pemilu, dan pembebasan Pedro Castillo

Dilaporkan bentrokan terjadi pengunjuk rasa demo anti-pemerintah dengan polisi di Peru pada Jumat (20/1/2023) waktu setempat. Sekitar 58 orang terluka di seluruh titik demonstrasi tersebut. Salah satu demonstrasi terjadi di ibu kota Lima. Polisi mencoba menghalau para pengunjuk rasa dengan menggunakan gas air mata. Pengunjuk rasa melempari petugas dengan botol kaca dan batu.

Sementara itu 1.500 orang pengunjuk rasa diketahui menyerang kantor polisi di kota Ilave di wilayah Puno, ungkap Menteri Dalam Negeri Vicenter Romero. Dia juga menambahkan kantor polisi di Zepita terbakar, dikutip dari Reuters, Sabtu (21/1/2023). Otoritas kesehatan Ilave melaporkan kondisi korban bentrokan. Terdapat delapan pasien di rumah sakit dengan cedera termasuk lengan dan kaki patah, luka memar di mata dan perut tertusuk. Bentrokan yang terjadi kemarin menyusul kerusuhan pada hari Kamis sebelumnya. Salah satu bangunan bersejarah berusia satu abad di Lima terbakar habis, saat Presiden Dina menyerukan lebih keras pada mereka yang disebut sebagai `para pengacau`.

Para pejabat menggambarkan kejadian itu sebagai hilangnya aset monumental. Sementara pihak berwenang tengah menyelidiki penyebabnya dan Romero mengklaim kebakaran telah direncana dan diatur. 

Protes di Peru terjadi sejak Presiden Pedro Castillo digulingkan bulan Desember lalu. Saat itu dia berusaha membubarkan badan legislatif sebagai cara pencegahan pemungutan suara pemakzulan. Politisi Pedro Castillo berada dalam tahanan polisi setelah kurang dari 24 jam memegang jabatan presiden di salah satu negara Amerika Selatan tersebut. Kejatuhannya dari kekuasaan sangat cepat. Pria berusia 53 tahun yang memiliki nama lengkap José Pedro Castillo Terrones tersebut kini akan menghadapi kemungkinan tuduhan pemberontakan. Sebelum ditahan, Castillo menghadapi pemungutan suara pemakzulan oleh Kongres yang dikendalikan oposisi. Ini terjadi setelah Castillo mengumumkan bahwa dia akan membubarkan badan legislatif, sebagaimana dilaporkan BBC.

Kongres menentangnya dan memilih dengan suara bulat untuk mencopotnya dari jabatannya dan pengawalnya menghentikannya mencari perlindungan di kedutaan. Hanya beberapa jam setelah memakzulkan Castillo, Kongres mengambil sumpah wakil presidennya, Dina Boluarte, sebagai presiden Peru yang baru. Boluarte menjadi wanita pertama yang memimpin Peru. Dia mengatakan dia akan memerintah hingga Juli 2026, saat masa jabatan Castillo akan berakhir.

 

(Bandot DM\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar