Australia Butuh Migran untuk Jadi Warga dan Kerja di Kota Kecil

Rabu, 11/01/2023 14:00 WIB
Ilustrasi Kota Sydney di Australia (Foto: Istimewa)

Ilustrasi Kota Sydney di Australia (Foto: Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintah Australia perlu memastikan populasi migran dari luar negeri mengalir ke wilayah regional yang sangat membutuhkan pekerja terampil.

Menurut ekonom Regional Australia Institute, Dr Kim Houghton, penyebaran imigran ke kawasan bukan kota besar akan mendorong produktivitas yang lebih besar, mengisi banyak lowongan pekerjaan, meningkatkan infrastruktur, serta mencegah terjadinya penurunan populasi.

Pekan lalu Pemerintah Australia merilis laporan populasi 2022 yang memproyeksikan tak sampai 17 persen migran dari luar negeri akan mengalir ke wilayah regional, padahal idealnya minimal 40 persen.

Dr Houghton mengatakan pandemi COVID-19 sudah menunjukkan bagaimana dampak negatif akibat kurangnya pekerja terampil.

"Arus orang, baik backpacker maupun migran, menjadi sangat penting bagi komunitas regional. Meskipun hal ini tidak selalu terlihat jelas," jelasnya.

Dia mengatakan pekerja migran dari luar negeri masih akan menjadi pendorong terbesar pertumbuhan populasi selama 10 tahun ke depan.

"Sudah lama seperti itu, kita tidak cukup menghasilkan bayi secara lokal, sehingga aliran pendatang itu benar-benar sangat penting," jelasnya.

Sangat bergantung pada migran
Di negara bagian Victoria, perkiraan Regional Australia Institute (RAI) menunjukkan sekitar 7.000 orang akan bermigrasi ke daerah regional per tahun selama empat tahun ke depan, dibandingkan dengan 70.000 yang memilih ke kota Melbourne.


Diperkirakan pada tahun 2032-33, tanpa adanya migrasi bersih dari luar negeri, populasi regional Victoria akan anjlok karena penurunan angka kelahiran.

Wilayah bagian barat Victoria sangat memahami tantangan untuk menarik agar orang-orang mau tinggal dan bekerja secara lokal.

Sebuah laporan dari wilayah Grampians Utara, Pyrenees, dan Ararat menemukan pertumbuhan populasi di masa depan akan sangat bergantung pada kedatangan migran.

Seperti halnya RAI, laporan itu mengatakan kurangnya dukungan bagi migran terampil merupakan kendala utama.

Wali Kota Grampians Utara, Kevin Erwin, mengatakan kebijakan migrasi Australia saat ini berfokus pada migrasi dengan keterampilan tinggi, yang kadang-kadang hanya dibutuhkan oleh wilayah tersebut.

Laporan tersebut juga menemukan visa `backpacker` ternyata mengecualikan visa pariwisata dan `hospitality`, yang menjadi bagian penting dari tenaga kerja lokal.

"Kami berusaha memasukkan kedua sektor ini ke dalam skema Visa Backpacker 417," ujar Kevin.

Laporan itu menyebut kurangnya ketersediaan rumah dan layanan pengasuhan anak di wilayah regional menjadi hambatan bagi kedatangan migran dari luar negeri.

Data terbaru menunjukkan wilayah regional Australia mencapai rekor dengan adanya 96.000 lowongan pekerjaan pada akhir 2022.

RAI mengusulkan perlunya meningkatkan kesadaran tentang kawasan regional di antara para migran yang tinggal di perkotaan; mendukung bantuan perumahan untuk migran yang baru tiba; dan menetapkan target populasi regional sebesar 11 juta pada tahun 2032.

Untuk mengatasi kekurangan pekerja terampil, beberapa wilayah regional Australia juga telah menandatangani Perjanjian Migrasi Wilayah dengan pemerintah federal.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar