Konflik Rektor dan SBM ITB, Kuliah Stop & Mahasiswa Rugi

Jum'at, 11/03/2022 21:54 WIB
Konflik rektor dengan dosen SBM ITB (pikiran rakyat)

Konflik rektor dengan dosen SBM ITB (pikiran rakyat)

Bandung, Jabar, law-justice.co - Pernyataan sikap dari Forum Dosen Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB yang menyatakan tidak akan beroperasi seperti biasa menghebohkan publik khususnya dunia pendidikan Indonesia. Pasalnya, hal ini menyebabkan proses belajar mengajar berhenti. Mahasiswa pun diminta belajar mandiri. Selain itu, Forum Dosen SBM ITB juga menyatakan tidak akan menerima mahasiswa baru.

Yunieta A Nainggolan, perwakilan Forum Dosen SBM ITB menjelaskan sikap yang diambil para dosen tersebut disebabkan karena dicabutnya hak swakelola SBM ITB yang telah ada sejak tahun 2003.

"SBM ITB berdiri sejak tahun 2003 dengan kemandirian untuk memberikan kewenangan swadana dan swakelola kepada SBM ITB untuk mencapai cita-citanya menjadi sekolah bisnis top, tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia," kata Yunieta, Kamis (10/3/2022).

Menurutnya, dengan kemandirian tersebut SBM ITB berhasil mendapatkan pengakuan baik secara nasional maupun internasional sebagai top business school. Sayangnya pencapaian tersebut, kata Yunieta, dihambat kebijakan yang dikeluarkan pihak rektorat yang akhirnya berdampak langsung kepada tingkat kompetitif SBM ITB.

"Di saat perguruan tinggi lain sedang mempertahankan dan meningkatkan adaptif dan kompetitif, ITB malah kebalikannya, kemandirian SBM malah dihambat," ujarnya.

Dengan dicabutnya kemandirian tersebut, saat ini SBM ITB tidak lagi memiliki wewenang terhadap swakelola sekolah tersebut. Swakelola yang dimaksud, menurut Yunieta, yakni terkait dengan rekrutmen SDM hingga realisasi program strategis yang telah dibuat.

"Swakelola ini terkait banyak hal, terkait sistem rekrutmen SDM dan berbagai program rencana strategis yang sudah kami buat bersama-sama dengan elemen yang ada di SBM ITB untuk menjamin kami selalu terdepan," ucap Yunieta.

"Namun kebijakan yang rektorat ambil sekarang adalah kebijakan sentralistik yang tidak mempertimbangkan kesepakatan dari semua elemen SBM ITB dengan yang sedang dilakukan rektorat," ujarnya menambahkan.

Oleh sebab itu, dicabutnya hak swakelola tersebut membuat Forum Dosen SBM ITB menyatakan sikap untuk terus memperjuangkan kemandirian SBM ITB dengan menghentikan pembelajaran kepada mahasiswa.

"Maka tanggal 8 Maret Forum Dosen SBM ITB menyatakan sikap bahwa aset bangsa dan kemandirian SBM dimana perjuangan perkembangan SBM ITB untuk menjadi sekolah bisnis manajemen yang bertaraf internasional akan terhambat," pungkasnya.

Sebelumnya, perwakilan Forum Dosen SBM ITB lainnya, Achmad Ghazali juga menyampaikan jika kebijakan baru yang dibuat rektorat membuat dosen SBM ITB tidak lagi menerima insentif yang biasa mereka dapat.

"Dimana 2 bulan ini kami hanya mendapatkan gaji pokok pegawai ITB sesuai pangkat dan golongan, tapi insentif yang selama ini diberikan SBM itu enggak ada, selama Januari Februari yang biasa kita dapat sekarang enggak dapat," kata Achmad.

Selain itu, kebijakan tersebut juga dianggap mempersulit program yang ada di sekolah bisnis manajemen tersebut.

"Di sarjana kewirausahaan itu ada namanya menggunakan mentor dari luar. Konsep ini tidak dikenali ITB sehingga pada saat pengajuan kami terkendala dengan aturan baru ini dan akhirnya tidak melanjutkan konsep ini," ujarnya.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar