Luhut Jawab Kritik SBY: Bukan Eranya, Jangan Terus Merasa Berkuasa

Rabu, 28/07/2021 21:10 WIB
Menko marves Luhut Binsar Panjaitan (Lensaindonesia)

Menko marves Luhut Binsar Panjaitan (Lensaindonesia)

Jakarta, law-justice.co - Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan merespons kritikan yang disampaikan Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Luhut meminta SBY untuk duduk manis, sembari mengingatkan bahwa presiden yang sudah selesai eranya, tak perlu merasa seolah berkuasa.


Pernyataan Luhut disampaikan saat hadir sebagai narasumber di acara Kick Andy Double Check yang dipandu Andi F Noya yang tayang pada Minggu (25/7/2021) lalu.

Mulanya, Luhut menjawab pertanyaan mengenai kritik yang sempat dilontarkan SBY kepada Luhut agar tak melontarkan pernyataan yang bernada ancaman.


SBY pernah mengkritik Luhut soal gaya komunikasinya yang dinilai kerap bernada ancaman dan terkesan arogan pada 2018. Luhut tak mempermasalahkan kritikan SBY tersebut. Menurutnya, tak ada yang aneh dalam kritikan SBY kala itu.

"Saya enggak merasa ada yang aneh, silakan saja ngomong begitu, saya enggak masalah. Anak buah saya yang kerja setiap hari sama saya tenang-tenang aja kok. Saya care sama orang banyak," kata Luhut.

Andy lantas menanyakan hubungan senioritas antara SBY dan Luhut karena keduanya memiliki layar belakang militer. Diketahui, Luhut merupakan senior SBY saat masih aktif di militer. Luhut merupakan lulusan Akademi Militer pada 1970. Sementara SBY lulus dari Akmil pada 1973.

Luhut menilai tidak keberatan soal etika apabila seorang junior mengkritik seniornya secara terang-terangan. Namun, ia menitip pesan seorang pemimpin yang telah berakhir masa pemerintahannya bisa bersikap seperti Habibie.

"Ya dia kan mantan presiden, kita hormati lah. Saya enggak ada keberatan, saya bilang ke Pak Bambang (SBY) oke-oke lah hak beliau. Tapi semua hanya titip saja, pemimpin kalau selesai eranya, ya seperti Pak Habibie lah, mau duduk manis datang sekali-sekali kritik boleh lah. Tak perlu lah merasa yang berkuasa saat ini di bawah kita," ujarnya.

Meskipun begitu, Luhut kembali menegaskan bahwa pernyataannya tersebut tidak ingin menyerang balik SBY. Dia hanya ingin menegaskan posisi dan sikapnya setelah dikritik langsung oleh SBY.

"Saya tidak menyerang, saya hanya menyampaikan ini posisinya, tidak ada mentang-mentang," kata dia.

Merespons hal itu, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyatakan bahwa pernyataan SBY yang diungkit oleh Luhut tersebut terjadi pada 2018. Ia mengatakan wajar bila pernyataan SBY kala itu masih relevan hingga kini.

Menurutnya, tak perlu membanding-bandingkan antara SBY dan Habibie. Ia menilai SBY merupakan pribadi yang sangat taat asas dan paham terkait batasan yang bisa atau tidak dalam interaksi antar-elite selama ini.

"Sikap itu untuk menjaga suasana yang kondusif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pak SBY secara konsisten menjaga diri atas ini," kata Kamhar.

Sementara itu, SBY melalui unggahan di twitter resminya mendoakan agar pemerintah yang tengah berkihtiar menghadapi pandemi covid ini dibimbing oleh Tuhan.

"Tuhan, seraya gigih berikhtiar, kami tetap memohon kemurahan hati-Mu. Selamatkan negeri kami dan semua. Bimbinglah pemerintah kami dan juga kami masyarakat Indonesia agar dapat mengatasi pandemi besar ini. Amin," ujar SBY melalui akun Twitter @SBYudhoyono, Rabu (28/7/2021).

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar