Nyerah Lawan Varian Delta, Luhut: Tak Bisa Dikendalikan

Kamis, 15/07/2021 18:23 WIB
Menko Marves Luhut B. Panjaitan ngaku varian delta tak bisa dikendalikan (detik)

Menko Marves Luhut B. Panjaitan ngaku varian delta tak bisa dikendalikan (detik)

Jakarta, law-justice.co - Penyebaran varian Delta yang begitu masif membuat Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tak bisa dikendalikan. Namun, Luhut menyatakan pemerintah sudah mengetahui apa yang perlu dilakukan.

"Nah ini saya mohon supaya kita paham, bahwa varian Delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/7/2021).

Luhut menjelaskan, varian Delta jauh lebih menular. Menurut studi, lanjutnya, varian Delta 6 kali lebih menular dari varian Alpha.

"Varian Delta ini, menurut yang saya baca, itu lebih hampir atau sekitar 6 kali lebih cepat dari varian alpha. Atau PSBB 1 dengan PSBB 2," kata dia.

"Ini dari studi yang saya tahu apakah 5 kali atau 6 kali tergantung siapa yang meneliti, tapi yang jelas jauh lebih dahsyat dari varian Alpha yang sebelumnya," imbuh Luhut.

Luhut pun mengungkapkan bahwa kini hampir semua wilayah di Jawa didominasi oleh virus Corona varian Delta. Dia turut menampilkan sebuah grafik yang menunjukkan peningkatan kasus Corona yang begitu cepat.

"Kalau kita lihat yang marun ini, itulah dia (varian Delta). Jadi hampir semua di Jawa ini kalau nggak boleh saya katakan, ya semua, itu dikontrol oleh varian Delta," ungkapnya.

Lebih lanjut, Luhut menegaskan, bukan hanya Indonesia yang mengalami lonjakan jumlah kasus COVID-19 akibat varian Delta. Sejumlah negara juga mengalami hal yang sama.

"Jangan lihat Indonesia saja yang kena. Itu Inggris juga kena, Belanda kena. Perdana Menteri Belanda kemarin minta maaf karena dia menyetujui lepas masker beberapa waktu yang lalu dan sekarang naik seperti ini. Hari ini juga Malaysia juga sampai hari ini semua juga Delta. Rusia juga, Indonesia, Thailand, dan berikutnya. Amerika sendiri juga terjadi kenaikan yang luar biasa," papar dia.

"Jadi saya mohon kita nggak usah berpolemik membuat berita yang kontradiksi atau statement saya dipotong-potong. Kita ini menyelamatkan nyawa orang, ini kemanusiaan. Jadi makin banyak kita bikin berita tidak benar, makin stres orang, makin banyak orang meninggal," imbuh Luhut.

Pemerintah Terus Bergerak
Menurut Luhut, saat ini Indonesia tengah menghadapi musuh yang berbeda. Memang tidak mudah, namun Luhut menekankan pemerintah terus berupaya menghadapi gempuran virus Corona varian Delta itu.

"Jadi kita menghadapi musuh yang beda. Jadi musuh yang beda ini kita dengan segala resources yang ada kita ya kita hadapi. Tapi tidak mudah. Karena nanti akan saya ceritakan kepada Anda bagaimana menyangkut obat, menyangkut tempat tidur, menyangkut oksigen, menyangkut sebagainya," tutur Luhut.

Dia melanjutkan, pemerintah saat ini juga sudah bergerak melakukan upaya untuk menurunkan laju penularan COVID-19. Ia mengatakan saat ini bukan cuma Luhut, tetapi ada banyak ahli yang menyumbangkan sarannya untuk negara.

"Jadi jangan ada beranggapan bahwa kami tidak bergerak, kami sangat bergerak. Saya ingin sampaikan teman-teman media kita tahu apa yang kita lakukan, sangat tahu, karena bukan si Luhut Pandjaitan, tetapi semua yang kumpul di sini dengan segala macam keahlian mereka sudah memberikan pikiran yang terbaik untuk bangsa dan negara ini," kata Luhut.

Luhut mengatakan saat ini pemerintah telah menyiapkan skenario penambahan tenaga kesehatan baik dari dokter, perawat dapat dipenuhi oleh mahasiswa dokter dan perawat yang sudah dalam tahap akhir pendidikan.

"Jadi tenaga kesehatan semua dipenuhi oleh mahasiswa dokter dan perawat. Kami mobilisasi perawat itu ada 20 ribu lebih yang segera di deploy, mereka di training dulu berapa hari kemudian di pekerjakan," kata Luhut.

Luhut mengatakan nantinya terkait administrasi tempat istirahat tenaga kesehatan sudah disiapkan oleh pemerintah. Dengan demikian ia menekankan pemerintah sedang menyiapkan mobilitas.

"Ini penting untuk diketahui, kami sudah merekruit dokter sebanyak 2.000 dokter yang baru-baru lulus dan itu kita training. Kita punya ada lulusan dokter itu lebih dari 2.000 dan itu segera akan kita mobilisasi," kata Luhut.

"Ini saya kira Anda bisa liat chart ini. Semua data kami menunjukan kami sekarang on the right track,"

Luhut memastikan pemerintah sudah meminta bantuan internasional. Bantuan itu dimintakan sejak kasus COVID-19 di Indonesia terus melonjak tinggi.

"Kami sudah menerima bantuan internasional, jadi jangan Anda bilang kita... Kita, kita sudah, semua sudah, semua tentu sudah kita lakukan, bertahap, bertingkat dan berlanjut," kata Luhut.

"Jadi bukan tidak minta bantu, kita minta bantu tapi tentu bantu-bantu yang menurut kita yang kita tidak bisa tangani," imbuh dia.

Bantuan itu, kata Luhut, datang dari negara Jepang, Singapura, China, Uni Emirat Arab (UEA), hingga Australia. Dia memaparkan bantuan itu berupa vaksin COVID-19 hingga oksigen.

Luhut juga memastikan stok vaksin di Indonesia cukup. Target vaksinasi 1 juta per hari masih terus dipertahankan.

"Indonesia telah mengamankan stok vaksin sebesar 480,7 juta. Jadi kita basically nggak ada masalah," kata Luhut.

Luhut juga menyampaikan kabar baik di tengah terus melonjaknya kasus COVID-19. Kata dia, kurva virus Corona di DKI Jakarta sudah tidak naik.

"Karena Jakarta sebenarnya sekarang sudah flattening, Jakarta sudah mulai mendatar grafiknya," ujarnya.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar