China Ungkap Fakta Baru yang Mengerikan Soal Amerika Serikat

Jum'at, 04/06/2021 23:02 WIB
Pemerintah China sebut AS negara penyadap nomor satu di dunia (reuters)

Pemerintah China sebut AS negara penyadap nomor satu di dunia (reuters)

Jakarta, law-justice.co - Hubungan Amerika Serikat dengan China hingga saat ini tak pernah akur dan bahkan makin memanas. Hal itu terbukti dengan munculnya pernyataan dari China yang menyebut Amerika Serikat sebagai negara penyadap nomor satu di dunia. Pasalnya selain memata-matai China, AS juga memantau negara sekutunya di Eropa.

"Adalah hal yang tak bisa diterima jika AS memata-matai para sekutunya dan bahkan tidak bisa ditoleransi lagi jika (AS) memata-matai dunia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam jumpa pers di Beijing pada Kamis (3/6/2021).

Wang menuturkan AS "dikenal sebagai negara penyadap nomor satu di dunia dan kerap menggunakan berbagai metode untuk melakukan intelijen tersebut." Wang bahkan menuding AS menyimpan perangkat mata-mata di hampir 100 kedutaan besar dan konsulatnya di Eropa.

Dikutip kantor berita Anadolu, pernyataan Wang itu muncul setelah media lokal Jerman pada awal pekan ini memaparkan bahwa intelijen Denmark membantu salah satu lembaga intel AS, Badan Keamanan Nasional (NSA), untuk memata-matai para pemimpin negara Eropa, termasuk Kanselir Jerman Angela Markel dan Presiden Frank-Walter Steinmeier.

Hal itu terungkap setelah wartawan Jerman mendapat akses laporan internal bagaimana Dinas Intelijen Pertahanan Denmark (FE) memberikan dukungan kepada NSA.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa Denmark bekerja sama secara aktif dengan AS dalam memata-matai para pemimpin Jerman.

"AS menyadap sekutu Eropanya, seperti yang diungkapkan oleh media beberapa hari lalu, hanyalah puncak gunung es dari jaringan pencurian rahasia global yang besar, dan AS berutang penjelasan kepada komunitas internasional," kata Wang.

Dalam jumpa pers itu, Wang mengatakan Beijing juga mendesak Washington "segera menghentikan penyadapan skala besar dan pencurian rahasia."

"Dan berhenti menekan perusahaan negara lain dengan kedok keamanan nasional," ucap Wang.

Kegiatan spionase AS. ini bukan yang pertama kalinya terungkap. Pengungkapan bahwa Gedung Putih gemar melakukan mata-mata terhadap para sekutunya di Eropa pertama kali muncul pada 2013 silam.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar