Sales Geruduk Kampung Miliarder Tuban, TNI-Polri Berjaga Sampai 24 Jam

Senin, 22/02/2021 11:00 WIB
Warga Mendadak kaya di Tuban, Jawa Timur (Times Indonesia)

Warga Mendadak kaya di Tuban, Jawa Timur (Times Indonesia)

Jakarta, law-justice.co - Setelah para warganya mendapat ganti rugi lahan hingga miliaran rupiah, Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, kini dikenal sebagai kampung miliarder.

Setelah viral karena warganya mendadak kaya raya sampai-sampai satu kampung memborong ratusan mobil baru, kini desa tersebut mendadak digeruduk para sales dari luar daerah Tuban.

Wajah baru berpenampilan ala safari atau perkantoran berseliweran menapaki jalan perkampungan desa setempat.

Mobil berplat luar Tuban menjadi penanda, jika para penumpangnya bukanlah warga sekitar. Mereka merupakan sales yang akan menawarkan produk kepada para miliarder Tuban itu.

Para sales dari berbagai macam produk bisnis beramai-ramai datang di desa tersebut untuk menggaet para miliarder Tuban membeli produk-produk mereka. Pengunjung warung juga tak luput dari sasaran penawaran.

Bimo, sales dealer mobil asal Surabaya menjadi salah satu yang datang ke kampung milarder tersebut. Ia datang bersama teman-temannya karena mengetahui kampung tersebut viral.

Tentu saja kedatangannya adalah untuk menawarkan produk mobil kepada para miliarder baru, yang telah menjual tanahnya kepada Pertamina untuk pembangunan kilang minyak.

"Ya ini ngikut saja, lagi pada ramai di sini. Ini masih nawarin ke warga," kata Bimo dikutip dari Tribunnews.com pada Minggu (21/2/2021).

Sementara itu, sales biro umroh asal Surabaya bernama Anita juga menyatakan hal yang sama. Ia datang bersama timnya ke Desa Sumurgeneng untuk menawarkan produk berupa paket umroh.

Ia mendatangi kampung tersebut setelah mengetahui dari pemberitaan jika ada warga yang ingin memberangkatkan umroh keluarganya.

"Ya ini lagi mencoba menawarkan perjalanan umroh ke warga, tahu kampung ini viral dari pemberitaan," ucap Anita.

Berdasarkan pengakuan warga setempat yang kini jadi miliarder bernama Siti Nurul Hidayatin (32), memang banyak para marketing datang ke Desa Sumurgeneng.

Mereka yang datang kebanyakan menawarkan berbagai macam produk, di antaranya, umroh, perumahan, investasi, mobil dan lain-lain.

"Benar itu, banyak sekali sales yang datang ke sini menawarkan produk," kata wanita berusia 32 tahun itu yang menerima uang ganti rugi sebanyak Rp 18 Miliar hasil menjual tanahnya kepada Pertamina.

Sementara itu, Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto, mengatakan hingga kini sejak pencairan uang hasil jual tanah warga untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Pertamina-Rosneft asal Rusia, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli.

Mobil yang dibeli warga itupun berbagai macam jenis, seperti kijang Innova, Honda HR-V, Fortuner, Pajero dan Honda Jazz.

"Sudah ada 176 mobil baru yang datang, itu tidak langsung bersamaan, yang datang bareng ya 17 mobil minggu kemarin," ujarnya.

Gihanto menambahkan, ada 840 KK warga di desanya, namun yang lahannya dibeli perusahaan plat merah sekitar 225 KK.

Harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter mulai dari Rp 600-800 ribu, sehingga penjualan yang didapat warga rata-rata mencapai miliaran rupiah.

Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp 36 juta, paling banyak warga sini Rp 26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp 28 miliar.

"Kalau rata-rata Rp 8 miliar, satu rumah ada yang beli 2-3 mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah dan usaha," ujar Gihanto.

Sementara itu, aparat TNI dan Polri yang bertugas di kampung Miliarder Tuban tersebut kini harus bersiaga 24 jam.

Bhabinkamtibmas dan Babinsa melakukan patroli di tiga desa yang warganya jadi miliarder.
Tiga desa itu yakni, Desa Sumurgeneng, Desa Wadung, dan Desa Kaliuntu.

Menurut Babinsa Desa Sumurgeneng, Serka Heri Purnomo, pihaknya hampir setiap hari melakukan pemantauan keamanan di desa.

Hal itu dilakukannya setelah warga mendapatkan pembebasan lahan pembangunan kilang minyak Pertamina.

Bersama Bhabinkamtibmas, Babinsa aktif membangun komunikasi dengan warga guna memantau situasi dan kondisi keamanan desa.

"Saya dan Pak Bhabinkamtibmas selalu siaga. Handphone saya on terus 24 jam," katanya, Jumat (19/2/2021).

Kapolres Tuban AKBP Ruruh Wicaksono membenarkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas bersiaga 24 jam di tiga desa tersebut.

Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai antisipasi gangguan kamtibmas. Selain itu, kata Ruruh, Babinsa dan Bhabinkamtibmas memberikan imbauan keamanan untuk para warga.

"Mereka kami kasih imbauan agar memastikan keamanan dirinya dan hartanya," kata Ruruh.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar