Kapolri Akui Djoko Tjandra Orang yang Licik

Jakarta, law-justice.co - Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis mengakui bahwa buronan hak tagih (cessie) Bank Bali Djoko Tjandra memang orang yang sangat licik. Hal itu diungkapkannya saat menceritakan proses penangkapan Djoko Tjandra.

Menurutnya, penangkapan itu tak bermula dari perintah Presiden Joko Widodo dua pekan lalu.

Baca juga : Kapolri Listyo Sigit Tunjuk Brigjen Nugroho Jadi Karotekinfo

"Perintah itu kemudian kami laksanakan. Kita bentuk tim kecil karena infonya yang bersangkutan berada di Malaysia," kata Idham seperti dikutip dari viva, Jumat (31/7/2020).

Lebih lanjut dia menjelaskan, usai membentuk tim, polri mengirimkan surat kepada kepolisian Malaysia. Surat itu berisi permintaan kerja sama untuk menangkap Djoko Tjandra yang ketika itu terdeteksi berada di Kuala Lumpur, Malaysia.

Baca juga : Hakim MA Potong Hukuman Brigjen Prasetijo & Bebaskan Koruptor Rp500 M

Lantas, setelah terdeteksi Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo berangkat ke Malaysia untuk memimpin proses penangkapan. Turut mendampingi Kadiv Propam Polri Irjen Pol Sigit.

"Djoko Tjandra ini memang licik dan sangat pandai. Dia kerap berpindah-pindah tempat. Tapi, alhamdulillah berkat kesabaran dan kerja keras tim Djoko Tjandra berhasil diamankan," tutur mantan Kepala Badan Reserse Polri itu.

Baca juga : Kasus Red Notice Djoko Tjandra, Hukuman Brigjen Prasetijo Dipotong

Dia menegaskan proses hukum terhadap Djoko Tjandra akan selalu dikawal. Dia juga siap menghukum orang-orang yang terlibat membantu Djoko Tjandra.

"Sekali lagi ini bentuk komitmen kami. Kami akan transparan, objektif, untuk usut tuntas apa yang terjadi," tegas Idham.

Karena, Djoko sudah menjadi terpidana, Idham pun akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung (Kejagung).

“Proses untuk Djoko Tjandra sendiri, tentunya ada proses di Kejaksaan yang tentunya akan ditindaklanjuti. Kami juga akan berkoordinasi dengan KPK,” tutupnya.