Pasca Ahok Dikabarkan Jadi Bos BUMN, Saham BUMN Melemah

Jakarta, law-justice.co - Rencana penunjukkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi salah satu BUMN ternyata tidak mendapat respons positif oleh pasar saham.

Seperti melansir indonesiainside.id, rata-rata perdagangan saham perusahaan BUMN mengalami pelemahan.

Baca juga : Ahli Prabowo: Kalau Bansos Berpengaruh, Ahok Harusnya Kalahkan Anies

Saham Bank BTN (BBTN) dibuka stagnan di level Rp1.840 per saham dan ditutup dengan harga Rp1.835 melemah 0,27 persen.

Sementara saham Bank Mandiri (BMRI) juga dibuka stagnan di posisi Rp6.875 per saham. Pada perdagangan kemarin, saham Mandiri turun 1,82 persen ke Rp6.750.

Baca juga : Jawab Ahok, Dahnil: Prabowo Ditipu Sering, Menipu Agaknya Tak Pernah!

Selanjutnya, PT Inalum (Persero) sebagai holding BUMN pertambangan yang meliputi PT Timah Tbk (TINS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Saham Timah dibuka stagnan pada posisi Rp800 per saham.

Sementara itu, saham Bukit Asam terpantau tidak bergerak di level Rp2.550. Saham Bukit Asam ditutup melemah 3,53 persen di posisi Rp2.460 pada jeda perdagangan.

Baca juga : Ternyata Ahok Lakukan Balas Dendam

Begitu pula dengan Antam ditutup melmah 0,61 persen di posisi Rp815 dari penutupan kemarin Rp820.

Sebelumnya santer beredar kabar, Ahok akan menduduki jabatan dirut di salah satu perusahaan BUMN.

Saat ini, terdapat empat BUMN yang kursi direktur utamanya kosong, yakni Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Bank Mandiri, Perusahaan Listrik Negara (PLN) serta Bank Tabungan Negara (BTN). Pertamina juga diisukan akan mengalami pergantian pimpinan.

Menteri BUMN Erick Thohir sudah buka suara soal kejelasan posisi Ahok nantinya. Erick mengatakan akan secepatnya menetapkan posisi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok atau paling lambat awal Desember 2019.

“Segera mungkin, awal Desember,” kata Erick Thohir di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (14/11), menanggapi pertanyaan kapan posisi untuk Ahok ditetapkan.