“Ya karena kalau mereka memang udah nggak cocok ngapain berantem terus stroke terus mati? Nggak ada gunanya buat aku," ujar Sean.
“Dalam kasus itu, aku lebih memilih mati jadi kalian nggak punya rantai lemah lagi. Atau aku harus jadi lebih kuat lagi jadi gak bisa diserang. Kalian harus melangkahi mayatku dulu untuk melawan papaku,” ujarnya.
“Padahal awal menjabat Komisaris, dia janjinya mau bawa Pertamina jadi perusahaan kelas dunia,” ucap Yan Harahap.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan mengusulkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Pegiat Media Sosial yang juga merupakan seorang wartawan senior, Edy Mulyadi menyebut bahwa ada deal-dealan yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Presiden Jokowi dengan pihak Republik Rakyat China (RRC) dalam proyek pemindahan Ibu Kota Negara (IKN).
"Masak iya Kepala Badan Otoritanya pernah dipidana (Ahok). Bisa ambyar. Cari yang lainlah. Kan banyak anak-anak bangsa lain hang hebat dan berprestasi. Dan secara hukum juga tak bermasalah," kata Ujang.
Isu Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan memimpin ibu kota negara sebagai kepala otorita sempat ramai. Hal itu pun langsung ditanggapi Ahok. Menurut dia, hal tersebut merupakan hak prerogatif dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri punya panggilan baru terhadap Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dalam sambutannya di acara HUT ke-49 PDIP, dia menyapa Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero) itu dengan panggilan "sahabat".
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto membantah sapaan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, ke Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan panggilan `sahabat saya` di peringatan hari ulang tahun ke-49 PDIP terkait Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.