59 Pengusaha China Relokasi Pabrik ke Jawa Tengah, Ada Apa?

law-justice.co - Akhir-akhir ini daya saing investasi Indonesia dikalahkan oleh Vietnam. Banyak pabrik yang semua mengincar Indonesia kemudian melirik Vietnam. Meski demikian, belakangan ini, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) baru Bahlil Lahadalia bekerja keras dan membuat terobosan membenahi iklim investasi di dalam negeri.

"Kuncinya kita bantu investor eksekusi sampai pabriknya jadi. Semua harus turun ke lapangan," ujar Bahlil Lahadalia menanggapi sebanyak 59 investor asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang akan merelokasi pabriknya ke Jawa Tengah, Selasa (5/11/2019).

Baca juga : Resmi, Pemerintah Perpanjang Izin Tambang Vale hingga Tahun 2045

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 59 investor dan pengusaha asal RRT dari sektor industri kayu dan furnitur akan merelokasi pabriknya ke Indonesia. Rencananya pengusaha tersebut akan melakukan relokasi industri ke Jawa Tengah.

Melansir dari Situs Okezone, Bahlil mengatakan salah satu penyebab hijrahnya investor tersebut sebab pelayanan perizinan di Jawa Tengah sangat baik. "Salah satu alasannya karena pelayanan perizinan di Jawa Tengah adalah yang terbaik dimana menjadi peringkat pertama sebagai penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Terbaik se-Indonesia dalam acara Investment Award 2018. Tentunya ini bukti bahwa pemerintah sudah support. Perizinan mudah menjadi modal utama dalam mengundang investasi,” ujar Bahlil.

Baca juga : Izin Tambang Freeport Bakal Diperpanjang Pemerintah Hingga Tahun 2061

Bahlil juga menyampaikan agar BKPM dan Pemerintah Jateng terus berkolaborasi untuk meningkatkan investasi industri furnitur di Jawa Tengah. Hal ini sejalan dengan pesan Presiden Jokowi agar pemerintah proaktif menangkap peluang investasi relokasi pabrik furnitur dari perusahaan perusahaan yang terkena dampak perang dagang AS – Tiongkok. “Kami (BKPM) sudah beberapa kali mempertemukan pengusaha-pengusaha furnitur di luar negeri dengan pelaku industri furnitur lokal.

Harapannya agar mereka segera dapat bermitra dan membuat pabriknya di Jawa Tengah,” jelasnya. Jawa Tengah kini menjadi primadona investasi dari berbagai negara. Iklim investasi yang sangat tenang dan ditopang oleh kemajuan pembangunan infrastruktur, membuat daya saing investasi Jateng kian membaik. Sebagaimana diberitakan juga sebelumnya bahwa sebanyak 11 perusahaan asal RRT akan direlokasi.

Baca juga : Menteri Bahlil Siapkan Lahan Untuk Miliarder Sukanto Tanoto di IKN

Targetnya sebelum akhir tahun proses relokasi tersebut bisa selesai dan segera melakukan produksi. September lalu, BKPM juga mencatat sebanyak 33 perusahaan asal negeri Tirai Bambu itu akan direlokasi, sebagai imbas dari perang dagang antara RRT dan Amerika.

Dijelaskan, total investasi Jawa Tengah yang masuk pada periode 2015 hingga triwulan II 2019, baik MA dan PMDN mencapai Rp 211,19 Triliun. Terdiri dari investasi PMA sebesar Rp 110,85 Triliun dengan 4.964 proyek yang menyerap 335.735 tenaga kerja, dan PMDN sebesar Rp 100,34 Triliun dengan 7.121 proyek yang menyerap 221.071 tenaga kerja.