Tarif Listrik 900 Watt Naik, RI Bakal Hemat Rp.6 Triliun

Jum'at, 21/06/2019 09:32 WIB
Meteran listrik PLN (Foto: Tribunnews.com)

Meteran listrik PLN (Foto: Tribunnews.com)

Jakarta, law-justice.co - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan adanya penurunan subsidi listrik pada tahun anggaran 2020 untuk menghemat anggaran negara.

Dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan subsidi listrik di 2020 diusulkan sebesar Rp 58,62 triliun. Besaran tersebut lebih rendah dibanding subsidi listrik yang telah ditetapkan dalam proyeksi subsidi listrik di 2019 yang sebesar Rp 65 triliun, yang mana pembayaran Rp 6 triliun-nya akan dialihkan ke anggaran tahun berikutnya.

Penyebabnya, yakni ada perubahan asumsi ICP, kurs, dan lain-lain.

Namun, Jonan mengatakan, besaran subsidi di 2020 bisa turun lebih besar lagi apabila tarif golongan rumah tangga 900 Volt Ampere (VA) ke atas dilakukan penyesuaian (adjustment) atau kenaikan. Saat ini penyesuaian tarif pada golongan 900 VA memang masih ditahan atau dengan kata lain tidak naik.

"Note-nya apabila tarif listrik yang golongan rumah tangga 900 VA ke atas boleh mengikuti tarif adjustment, maka subsidinya akan turun sekitar Rp 6 triliun. Tapi, kalau itu (adjustment) tetap ditahan, maka subsidinya hanya akan turun Rp 600 miliar hingga Rp 700 miliar," tutur Jonan saat dijumpai di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Ditemui di kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana menambahkan, saat ini golongan 900 VA dibagi menjadi dua kategori yakni yang menerima subsidi dan yang menerima tarif adjustment. Seharusnya untuk golongan adjustment dilakukan kenaikan tarif selama ini.

Namun dengan pertimbangan untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah dan DPR sepakat untuk menahan kenaikan tersebut pada golongan 900 VA dengan tarif adjustment. Sehingga baik yang subsidi maupun adjustment sama-sama tidak mengalami kenaikan tarif.

"Jadi misalkan itu dilepas mengikuti tarif adjustment akan mengurangi Rp6 triliun," kata Rida.

Kendati demikian, Rida memastikan di tahun depan tetap ada subsidi bagi masyarakat yang sesuai regulasi berhak menerima. Misalnya golongan 450 VA dan 900 VA penerima subsidi.

Adapun, untuk volume subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, diperkirakan mengalami kenaikan. Sebagaimana yang dilansir dari CNBC, pihaknya mengusulkan volume subsidi Solar di tahun depan sebesar 15,58 juta kilo liter (KL). Besaran ini mengalami kenaikan dari volume Solar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang sebesar 14,5 juta KL.

Kenaikan konsumsi tersebut, imbuh Jonan, disebabkan oleh mulai banyaknya rute Tol Transjawa yang dioperasikan. Sehingga akan banyak kendaraan yang menggunakan jalan tol tersebut.

"Dengan adanya jalan tol Transjawa kami berasumsi kenaikan penggunaan solar," kata Jonan.

Selain itu, kenaikan konsumsi Solar juga ditenggarai oleh kenaikan tarif tiket pesawat terbang yang tinggi. Mantan Menteri Perhubungan ini berasumsi mahalnya tiket pesawat akan membuat masyarakat beralih menggunakan kendaraan jalur darat.

"Karena tiket pesawat juga agak tinggi membuat orang jadi naik kendaraan darat," pungkasnya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar