Liga Champions

Pep Guardiola Pasang Standar Liga Champions untuk Kariernya

Sabtu, 16/03/2019 18:43 WIB
Pelatih Manchester City Pep Guardiola (Foto: Manchester City Official)

Pelatih Manchester City Pep Guardiola (Foto: Manchester City Official)

law-justice.co - Pelatih Manchester City Pep Guardiola menilai, tolak ukur kesuksesan ia dalam menangani sebuah klub adalah menjuarai Liga Champions Eropa. Musim ini ia bertekad untuk mengantarkan Manchester Biru mengangkat si Kuping Besar.

Pelatih asal Spanyol itu mengatakan, kariernya di Bayern Munchen tidak begitu bagus karena gagal mencapai final Liga Champions. Padahal, selama tiga musim di sana, ia mempersembahkan 3 trofi Juara Bundesliga dan 2 Piala Jerman.

"Karier saya di Munchen tidak bagus bagi kebanyakan orang karena kami tidak sekali pun mencapai final (Champions). Kami hanya mencapai semi final, tetapi tidak sampai final,” ujarnya kepada Sky Sport.  

Salah satu tolak ukur yang dipakai kebanyakan orang adalah capaian Pep di Barcelona. Pelatih 48 tahun itu berhasil mempersembahkan 2 gelar Liga Champions pada tahun 2009 dan 2011. Salah satu yang paling fenomenal adalah keberhasilan treble winner pada 2009.

Pep kemudian menerima pinangan City pada tahun 2016/2017. Kariernya di City juga cukup cemerlang dengan memenangkan Liga Premier Inggris dan dua kali Piala Liga. Tapi ia menetapkan kompetisi Eropa sebagai barometer apakah ia sukses atau gagal di klub tersebut.

"Saya dinilai (sukses atau tidak) di Munchen dari hasil di Liga Champions sehingga saya akan dinilai seperti itu juga di sini. Jadi, saya pria yang beruntung. Standar saya tinggi. Saya harus mencapainya," kata Pep.

Komentar itu muncul usai Pep mengetahui City akan menghadapi sesama tim Liga Premier Inggris, TottenhamHotspurs, di perempat final Liga Champions mulai bulan depan. Ia mengakui penilaian semacam itu adalah harga yang harus dibayar atas kesuksesannya, tapi ia masih percaya bahwa hal itu tidak adil.

"Ketika Anda berada di posisi kami saat ini, saya tidak banyak mengeluh. Saya cukup yakin penggemar kami mengetahuinya.

"Ketika saya berbicara dengan bos saya, CEO, dan direktur olahraga, orang-orang di sini tahu itu. Tapi mereka memuji apa yang telah kami lakukan dalam dua musim terakhir. Pada akhirnya, itu adalah hal terpenting.

"Setelah itu, semua orang bisa menilai apakah kami gagal atau tidak. Bila kami tidak memenangkan Liga Champions, pekerjaan kami selama tiga musim, setiap tiga hari, adalah kegagalan atau bencana. Saya sepenuhnya tidak setuju, tetapi apa yang bisa saya katakan? Terima dan move on."

(Januardi Husin\Reko Alum)

Share:




Berita Terkait

Komentar