Macron Kecam Rasisme,Seorang Muslim Ditikam 50 Kali hingga Tewas

Selasa, 29/04/2025 15:45 WIB
Macron Kecam Rasisme,Seorang Muslim Ditikam 50 Kali hingga Tewas  foto: my.theasianparent.com

Macron Kecam Rasisme,Seorang Muslim Ditikam 50 Kali hingga Tewas foto: my.theasianparent.com

law-justice.co -  

Presiden Prancis Emmanuel Macron langsung mengecam kejadian serangan brutal itu . Seorang ditikam puluhan kali hingga tewas di dalam sebuah masjid . Perdana Menteri François Bayrou juga menyebut insiden ini sebagai "kekejaman Islamofobia" dan menyatakan dukungannya kepada komunitas Muslim.

 

Peristiwa Seorang Muslim bernama Aboubakar Cisse ditikam puluhan kali hingga tewas di dalam sebuah masjid di La Grand-Combe, wilayah Gard, Prancis, pada Jumat (25/4/2025).

Pelaku yang diidentifikasi sebagai Olivier A.  Oliver merupakan warga Prancis kelahiran 2004.
Ada keanehan jiwa sang pembunuh  , Oliver malah  merekam serangan brutal itu menggunakan ponselnya sambil meneriakkan hinaan terhadap Islam.

Dilansir AFP dan France 24, Cisse, pemuda asal Mali berusia 20-an tahun, awalnya sempat berdoa bersama pelaku di masjid sebelum diserang dengan sekitar 50 tikaman.

Video serangan tersebut sempat dikirim ke orang lain dan beredar di media sosial sebelum akhirnya dihapus.

Dalam rekaman itu, pelaku menghina "Allah" setelah menyerang korban, sementara Cisse terlihat menggeliat kesakitan.

Walaupun pembunuhan tidak terekam dalam video yang beredar, kamera keamanan masjid menangkap seluruh kejadian tersebut.


Pelaku diketahui sadar keberadaan kamera dan dalam videonya terdengar berkata, "Saya akan ditangkap, itu sudah pasti."

Jenazah Cisse ditemukan pagi hari ketika jamaah lain datang untuk salat Jumat.

Insiden ini memicu duka mendalam di masyarakat lokal.

Sekitar 1.000 orang dilaporkan berbaris di La Grand-Combe pada Minggu (27/4/2025) untuk mengenang korban.

Macrom Lontarkan Kecaman
Presiden Prancis Emmanuel Macron langsung mengecam kejadian ini.


Perdana Menteri François Bayrou juga menyebut insiden ini sebagai "kekejaman Islamofobia" dan menyatakan dukungannya kepada komunitas Muslim.

"Kami berdiri bersama orang-orang terkasih korban, bersama para penganut agama yang sangat terkejut," ujar Bayrou di X.

Dewan Umat Muslim Prancis (CFCM) menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan ini dan mendesak umat Muslim di seluruh Prancis untuk meningkatkan kewaspadaan.


"Pembunuhan seorang jamaah di masjid adalah kejahatan tercela yang membuat hati seluruh rakyat Prancis gusar," imbuh Dewan Perwakilan Lembaga Yahudi Prancis (CRIF).

Menurut jaksa wilayah Abdelkrim Grini, motif Islamofobia sedang diselidiki sebagai petunjuk utama, meski tidak menutup kemungkinan adanya motif lain.

"Pelaku dianggap sangat berbahaya dan penting untuk segera ditangkap sebelum menimbulkan lebih banyak korban," kata Grini.

Pelaku Menyerahkan Diri
Pelaku akhirnya menyerahkan diri di kantor polisi di Italia pada Senin (28/4/2025).

Jaksa Grini mengungkapkan kepuasannya atas langkah cepat ini.


"Melihat efektivitas langkah-langkah yang diambil, tersangka tidak punya pilihan selain menyerahkan diri, dan itu adalah keputusan terbaik," ujarnya.

Sementara itu, aksi unjuk rasa melawan Islamofobia digelar di Paris pada Minggu malam sebagai respons atas tragedi ini.

Diberitakan juga: Indonesia Dukung Hari Internasional Anti Islamophobia, HNW: Diperlukan UU Anti-Islamophobia

Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau menegaskan bahwa motif tindakan anti-Muslim "sama sekali tidak diabaikan."

 

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar