Voice of Baceprot
Perjalanan Tiga Gadis `Rebel` Jadi Band Perempuan Berpengaruh Dunia
![Penampilan Voice of Baceprot di Glastonbury Festival 2024, sebuah festival seni bergengsi di Inggris, pada Juni 2024. VoB adalah musisi pertama dari Indonesia yang tampil di event ini. (ist)](https://cdn.law-justice.co/posts/1/2025/2025-01-09/a5710a823077987c61c55efe8070095b_1.png)
Penampilan Voice of Baceprot di Glastonbury Festival 2024, sebuah festival seni bergengsi di Inggris, pada Juni 2024. VoB adalah musisi pertama dari Indonesia yang tampil di event ini. (ist)
law-justice.co - Voice of Baceprot, band metal dengan personil 3 gadis belia yang tengah jadi perbincangan internasional. Baceprot secara harafiah bermakna berisik, sesuai dengan karakter band dan ketiga personilnya yang berisik, rebel yang cenderung trouble maker. Berangkat dari desa di bagian selatan Kabupaten Garut, band ini kini dikenal dunia sebagai band yang membawakan lagu cadas dengan lirik bernuansa kritis. Penampilannya sudah diliput sejumlah media internasional.
Menurut Marsya, vokalis dan gitaris, band ini terbentuk pada tahun 2014, tepatnya tanggal 14 Februari. Mereka dipertemukan di satu komunitas teater yang kebanyakan anggotanya adalah anak-anak yang tergolong bermasalah karena sering keluar masuk bimbingan penyuluhan (BP) di sekolahnya. Selain Marsya yang memiliki nama lengkap Firda Marsya Kurnia, band ini juga digawangi oleh Widi Rahmawati (bass), dan Euis Siti Aisyah (drums).
Marsya mengungkapkan kalau Sitti adalah teman sejak SD, sementara dengan Widi mereka dipertemukan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Baqiyatussolihat. Lebih spesifik lagi, mereka dipertemukan di ruang Bimbingan dan Penyuluhan (BP) seklah itu. Sama-sama memiliki sikap rebel, mereka kerap diangap pelajar bermasalah. Beruntung mereka memiliki guru BP yang akomodatif dan suportif. Cep Ersa Ekasusila Satia alias Abah Ersa, selaku guru BP mengarahkan mereka untuk aktif di teater. Dari teater inilah kemudian mereka membentuk group band. “Kami dipertemukan di komunitas theater, namun karena akting kita kurang bagus jadi akhirnya diarahkan untuk bikin band saja. Saat itu kebetulan sedang persiuapan untuk drama musikal,” ujar Marsya.
Tak henti di situ, Sitti—drummer-- menambahkan, kalau Abah Ersa menilai ada potensi yang bisa diasah di dunia musik. Selanjutnya, Abah Ersa melanjutkan mengasah bakat mereka dengan membentuk band. “Awalnya yang aktif 15 orang, namun akibat sejumlah kendala---termasuk izin orang tua---akhirnya cuma nyisa 3 personil,” imbuhnya.
Personil VoB Firda Marsya Kurnia (gitar dan vokal), Euis Siti Aisyah (drum), dan Widi Rahmawati (bass). (ist)
Di bawah bimbingan Abah Ersa, kelompok ini sempat mengekplorasi sejumlah warna musik. Sebagaimana anak muda seusianya, kala itu band ini juga meng-cover lagu-lagu dari musisi yang sedang populer. “Kami pernah meng-cover lagu-lagu Bruno Mars hingga Maher Zein yang bernuansa Islami. Sampai cover lagu dangdut pun pernah,” ujar Widdi yang didapuk menjadi bassist.
Merasa belum ada yang cocok, band ini terus bereksplorasi dengan aneka ragam musik dan lagu. Sampai saat mereka mendengar lagu Rage Against The Machine di laptop milik Abah. Ada energi yang berbeda yang mereka rasakan saat mendengarkan lagu-lagu keras milik RATM. Eksplorasi tidak henti, mereka juga membawakan cover dari berbagai grup band idola mereka, seperti Red Hot Chili Peppers, Metallica, dan Slipknot, yang kemudian mendapatkan lebih banyak perhatian dari media lokal dan internasional.
Booming internasional VoB terjadi di tahun 2020 saat cover lagu RATM yang mereka upload di Twitter (kini X) dikomen positif oleh gitaris RATM Tom Morello. Seketika, penampilan mereka, sosok gadis belia berhijab dan membawakan lagu cadas, lantas viral. Tangga menuju popularitas pun terbuka. “Gak pernah nyangka akan ada di posisi sekarang karena kita juga awalnya enggak punya mimpi, jadi terkenal jadi besar gitu gitu enggak,” ujar Widdi.
Tak puas hanya mengcover lagu-lagu orang, band ini lantas mengekplorasi kemampuan untuk menciptakan lagu sendiri. Menariknya, corak lagu dan liriknya ternyata tak jauh dari lagu-lagu dari band yang kerap dicover-nya, cadas dan sarat kritik. “Kita ngerasa cocok dengan lagu yang kita cover dan akhirnya bikin lagu yang nuansanya mirip mirip gitu karena kita merasa bisa menampung energi kita,” ujar Marsya.
Marsya pun mengatakan sebenarnya enggak kepikiran untuk bikin lagu bertema kritik sosial. Semuanya mengalir saja, kebanyakan lirik justru berasal dari pengalaman pribadi karena merasa isunya lebih dekat. Polanya adalah dari ngobrol dan mendiskusikan kegelisahan atau masing-masing personil dan juga masukan dari pihak lain. “ Biasanya dari situ lahir lirik-lirik, kemudian barulah dibikin musiknya. Nah dari situ jadilah lagu yang utuh,” pangkas gadis yang diapuk menjadi 100 Perempuan Paling Berpengaruh Tahun 2024 versi BBC.
Tak cuma tenar di media sosial. Kiprah VoB pun menjadi sorotan media ternama, nasional dan internasional. Jika di Indonesia, nyaris semua media pernah meliputnya. Secara khusus, sejumlah media internasional juga meliput aktifitas VoB. Misal The New York Times, NPR, BBC, DW, Reuters and The Guardian. Bahkan majalah heavy metal dan roclk ternama, Metal Hammer, menjuluki VOB sebagai the Metal Band the World Needs Right Now.
Kiprah terkini band ini adalah menjadi musisi pertama dari Indonesia yang tampil di Glastonbury Festival 2024. Festival ini merupakan salah satu festival terbesar di dunia dan biasanya dihadiri oleh musisi-musisi ternama dunia seperti Avril Lavigne, Dua Lipa, hingga Coldplay. Voice of Baceprot sendiri akan berada satu panggung bersama Gossip dan Jamie xx. “Sebuah kebanggaan tersendiri menjadi musisi Indonesia pertama yang akan tampil di Glastonbury Festival (Woodsies Stage) setelah 54 tahun penyelenggaraannya dan sekaligus bertepatan dengan perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Kerajaan Inggris," tulis Voice of Baceprot di Instagram pada Selasa (30 April 2024).
Glastonbury bukanlah kali pertama VoB tampil di pentas internasional. Pada tahun 2021, mereka pernah tampil Belanda, Belgia, dan Prancis dalam sebuah tur Eropa. Pada tahun 2022, mereka kembali menggelar tur Eropa dan tampil Wacken Open Air 2022 Jerman, salah satu festival musik metal paling bergengsi di Eropa. Sementara tahun 2023, Widi dan kawan-kawan sukses menggelar tur di Amerika Serikat dan tampil di sembilan titik.
Penampilan VoB di New York dalam rangkaian Retas American Tour 2023. (Instagram/voiceofbaceprot)
Selain tour, VoB juga sukses menelurkan satu full album di 2023. Album bertajuk Retas ini berisi sembilan lagu yang menceritakan tentang representasi perjalanan musikalitas VoB. Sebagian besar lagu dalam album ini adalah lagu-lagu yang pernah dibuat sebelumnya atau dirilis dalam format singel dengan tambahan lagu baru. Album debut ini masuk dalam daftar "50 album terbaik 2023" menurut versi majalah musik Kerrang! dan termasuk dalam daftar "10 album metal alternatif terbaik 2023" versi majalah Metal Hammer.
Sebelum menelurkan album, VoB pernah merilis mini album, The Other Side Of Metalism EP (2021) dan School Revolution (REMIX) EP (2022). Berikut sejumlah single yang pernah dirilis "School Revolution" (2018), "God, Allow Me (Please) To Play Music" (2021), "[NOT] Public Property" (2022), "PMS" [Perempuan Merdeka Seutuhnya] (2022), "The Enemy of Earth Is You" (2023) "What`s the Holy (Nobel) Today?" (2023), "Mighty Island" (2024).
Meski telah mencapai posisi puncak dalam musikalitas mereka, namun VoB tetaplah gadis muda yang ramah dan humble. Mereka berharap perjalanan karier mereka yang tak mudah ini menjadi motivasi bagi rekan segenerasinya. Mereka menekankan bukan hendak meromantisasi perjalanan karier ini, namun mereka berharap bisa menjadi motivasi bagi generasi muda yang sedang meniti karier di dunia musik. Mereka mengatakan dalam perjalanan berkarier juga ada serangkaian masalah yang mesti dihadapi termasuk angkaian intimidasi, juga ada bagian-bagian yang bikin sedih. Tapi, kalau enggak berani mencoba, kita enggak akan kemana mana gitu. Jadi coba aja dulu kalau misal berhenti ya kalau misalnya capek ya berhenti dulu. “Jadi ya cobain dulu aja dan jangan takut dibilang orang kayak beda sendiri, enggak apa apa. Justru yang beda itu lebih mudah dikenali,” pungkas Voice of Baceprot.
Komentar