Ini Dua Masalah Ekonomi yang Jadi Tantangan Utama Prabowo Subianto

Rabu, 23/10/2024 08:04 WIB
Pasangan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming secara resmi mengemban tugas sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa jabatan 2024-2029 pada Minggu, 20 Oktober 2024. Keduanya dilantik dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam rangka Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Masa Jabatan 2024-2029 yang diselenggarakan di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta. Setpres

Pasangan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming secara resmi mengemban tugas sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia masa jabatan 2024-2029 pada Minggu, 20 Oktober 2024. Keduanya dilantik dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dalam rangka Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Masa Jabatan 2024-2029 yang diselenggarakan di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta. Setpres

Jakarta, law-justice.co - Survei terbaru dari LSI Denny JA melaporkan bahwa ada dua permasalahan ekonomi yang menjadi tantangan utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Direktur SIGI LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan, hasil survei itu menunjukkan sebanyak 65 persen masyarakat merasa semakin sulit mendapatkan pekerjaan.

"Sebanyak 65 persen masyarakat menyatakan pekerjaan atau lapangan pekerjaan semakin sulit didapatkan. Tentu ini jadi satu tantangan utama daripada pemerintahan ke depan bagaimana menciptakan lapangan kerja yang lebih luas," katanya, Selasa (22/10).

Selanjutnya, sebanyak 64 persen responden survei menyatakan pemenuhan kebutuhan pokok semakin sulit.

"Sebanyak 64 persen masyarakat menyatakan pemenuhan kebutuhan pokok semakin berat dan sulit," ujarnya.

Survei tersebut juga menunjukkan popularitas Prabowo melonjak usai terpilih menjadi presiden.

Sebagai perbandingan, Ardian menunjukkan tingkat kesukaan terhadap Prabowo pada Juli 2023 menyentuh angka 82,7 persen, lalu 83,5 persen pada Januari 2024. Setelah terpilih menjadi presiden, popularitas Prabowo melesat.

"Di Oktober 2024 itu mencapai angka 90,5 persen. Ini adalah modal yang sangat kuat, sangat baik, baik ini secara modal personal maupun juga ketika nanti mengeksekusi kebijakannya," ucap dia.

Survei LSI ini ini dilakukan pada 26 September hingga 3 Oktober 2024, dengan melibatkan 1.200 orang responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.

Data dikumpulkan dengan metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini +/-2,9 persen.

 

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar