Rano Karno Si Doel - Seniman, Budayawan, Calon Wakil Gubernur Jakarta
Jakarta Bukan Lagi Ibukota, Doel Balik Kandang
Rano Karno, Seniman dan Budayawan Betawi berlaga di Pilkada Jakarta terngiang ucapan Benyamin Sueb di Sinetro Doel Anak Sekolah.
law-justice.co - Rencana pindahnya Ibukota Negara RI dari Jakarta Ke IKN (Ibukota Nusantara) sudah di depan mata. Status Jakarta sebagai daerah khusus ibukota (DKI) sudah dicabut melalui UU DKJ, kini Jakarta dinobatkan sebagai kota global sebagai pusat perekonomian. Perpindahan Ibukota pun tinggal tunggu Keppres saja. Rupanya rencana ini menjadi keresahan tersendiri bagi sosok Rano Karno, seniman dan budayawan Betawi sekaligus politisi.
Keresahan Rano Karno ini rupanya datang dari ungkapan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputeri saat memintanya jadi Calon Wakil Gubernur Jakarta. "Nah ini yang bikin Abang terkejut, (Megawati bilang) `No sebentar lagi Jakarta pergi, enggak ibu kota lagi. Ibu kotanya nyebrang, (Jakarta) jadi DKJ (Daerah Khusus Jakarta). Terus setelah enggak lagi jadi ibu kota, Jakarta mau jadi apa? Itu satu," ungkap Rano di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (20/10/2024).
Di hadapan sejumlah budayawan dan tokoh Betawi Rano melanjutkan, Megawati kemudian menegaskan lagi jika Jakarta sudah bukan lagi ibukota lantas bagaimana dengan nasib orang Betawi. "Yang kedua dia nunjuk, `kamu kan Betawi. Setelah ini (Jakarta tak lagi jadi ibu kota) masyarakat Betawi ada di mana?` Waduh itu jujur saya terpanggil. Kalau ditanya asli atau enggak, mungkin Abang bukan Betawi asli karena Bapak orang Sumatera Barat, Emak baru orang Betawi," kata Rano.
Meskipun tidak murni berdarah Betawi, kiprah Rano Karno dalam memajukan seni budaya Betawi tidak perlu diragukan lagi. Hal ini pun diakui oleh Biem Benyamin, putera budayawan Betawi Legendaris Benyamin. Dia mengakui kalau kiprah Rano, bahkan sejak ayahnya (Benyamin), di seni peran kerap mengangkat nama Betawi.
Bahkan, nama Rano Karno pun kini tak lepas dari julukan Doel Anak Betawi. Doel Anak Betawi adalah perannya di film dengan judul sama. Kala itu dia masih belia saat film itu dirilis tahun 1973. Rupanya kesuksesan Doel ini melekat dibenaknya, sehingga di saat dia sudah mapan dan memiliki rumah produksi sendiri, Rano Karno membuat seuel Doel Anak Betawi dalam format sinetron.
Namanya makin sohor saat ia membuat sinetron fenomal. Si Doel Anak Sekolahan yang ditayangkan RCTI pada tahun 1993 hingga tahun 1997. Dia bukan hanya sebagai produser, sutradara, tapi sekaligus sebagai pemeran utama. Dalam proses sinetron ini, kedekatannya dengan Benyamin Sueb semakin lekat. Benyamin berperan sebagai ayah Doel, hingga wafatnya.
Beberapa sinetron keturuan dengan gendre Betawi dia produksi. Si Doel dan Teman-Teman (RCTI,1998), Si Doel Millenium (Indosiar,2000), Si Doel 6 (Indosiar ,2003), Si Doel Anak Gedongan (Indosiar, 2005). Sepanjang kariernya di dunia entertainmen ada 80-an judul film yang ia lakoni, belum lagi sekitar 7 sinetron yang ia perankan.
Salah satu scene dalam sinetro Doel Anak Sekolahan rupanya turut menjadi motivasi Rano Karno untuk terjun ke dunia politik. Karier politiknya tergolong gemilang, popularitsnya di seni peran menjadi modal utamanya di dunia politik.
Karier politik Rano Karno dimulai saat dia digandeng menjadi wakil bupati Tangerang mendampingi Bupati Ismet Iskandar untuk periode 2008-2013. Namun, pada tahun 2011, ia memutuskan untuk mundur dari wakil bupati Tangerang karena ia terpilih sebgai Wakil Gubernur Banten untuk mendampingi Ratu Atut Chosiyah untuk periode 2012-2017.
Kemudian dia diangkat menjadi Gubernur Banten menggantikan Ratu Atut Chosiyah yang dinyatakan terbukti bersalah oleh pengadilan Tipikor. Rano meneruskan masa jabatannya sebagai Gubernur Banten hingga tahun 2016. Pada Pilgub Banten 2017, Rano maju dan kalah.
Namun, petualangan politiknya belum berakhir. Dia terpilih sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan pada Pemilu 2019. Di awal 2024, kembali dia terpilih menjadi anggota DPR RI melalui pileg 2024. Namun, sebelum sempat dilantik pada 1 Oktober 2024, dia memutuskan mundur. Dia memilih mengamini perintah Ketua Umumnya untuk berlaga di Pilkada Jakarta sebagai Calon Wakil Gubernur bepasangan dengan Pramono Anung.
Sebagai calon wakil gubernur, salah satu program andalan yang dia kampanyekan adalah membangun balai rakyat di setiap kelurahan. Dia menuturkan, balai rakyat nanti akan berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial masyarakat. “Saya ini produk Balai Rakyat. Sedari kecil berlatih silat dan teater di balai rakyat dekat rumah di kawasan Tebet,” ujarnya.
Balai Rakyat juga diharapkan bisa menjadi pusat kegiatan remaja. Sehingga, jika kreatifitas remaja tersalurkan, bisa menjadi wahana mecegah kenakalan remaja. “Dengan adanya kegiatan di balai rakyat, nanti tawuran bisa diredam. Sebab, anak muda tawuran karena, salah satunya, tidak ada kegiatan,” ujarnya.
Selain itu, nanti warga bisa menggunakan balai rakyat untuk kegiatan sosial lainnya. Termasuk untuk mengadakan resepsi pernikahan. Penggunaan fasilitas ini nantinya akan digratiskan. “Kalau mau nikah, tinggal pakai balai rakyat saja. Gratis, nanti pemerintah yang bayarin,” katanya.
Menurut Rano, anggaran pemerintah DKJ sangat besar. Jika anggaran tersebut digunakan secara efektif, efisien dan tepat sasaran, tentunya akan memajukan kesejahteraan warga Jakarta. “Bayangkan aja, SILPA (sisa anggaran) di Jakarta aja sekitar Rp 6 triliun. Itu baru sisanya aja. Anggaran itu yang harus dikelola dengan tepat untuk kesehateraan rakyat Jakarta,” tandasnya.
Sebagai budayawan Betawi yang banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat, Rano Karno memahami sejumlah persoalan yang dihadapi warga Jakarta. Hal itu juga sebenarnya menjadi salah satu perhatian dan motivasinya untuk maju Pilgub Jakarta. “Masih banyak yang perlu dibenahin di Jakarta. Kampung orang aja 10 tahun gua benahin, masak kampung sendiri kagak gua benahin,” ujar Rano merujuk pada pengalamannya menjadi kepala daerah di Tangerang dan Banten.
Rano Karno juga mengenang sosok Benyamin dalam kariernya. Dia merasa, akan banyak cita-cita Benyamin bisa dia wujudkan di Jakarta sekiranya di terpilih sebagai wakil GUbernur. “Banyak cita-cita dan warisan Bang Ben (Benyamin) yang mesti diwujudkan untuk memajukan seni budaya Betawi di Jakarta,” pungkasnya.
Komentar