Ketika Ada Startup Rp 358 Triliun Sekarang Harganya Jadi Nol

Selasa, 11/06/2024 08:47 WIB
Ketika Ada Startup Rp 358 Triliun Sekarang Harganya Jadi Nol. (Istimewa).

Ketika Ada Startup Rp 358 Triliun Sekarang Harganya Jadi Nol. (Istimewa).

Jakarta, law-justice.co - Byju pernah menjadi startup paling mahal di dunia dan mencapai valuasi US$ 22 miliar (Rp 358 triliun). Sekarang, harga saham startup edtech asal India tersebut, ditaksir nol.

TechCrunch melaporkan salah satu pemilik saham Byju, BlackRock, baru-baru ini merilis estimasi harga saham Byju lewat keterbukaan di bursa.

Manajer investasi kelas kakap tersebut menyatakan saham Byju sudah tidak ada harganya alias harganya nol.

Harga saham Byju ambruk karena perusahaan tersebut berkali-kali terlambat merilis laporan keuangannya. Setelah akhirnya dirilis, Byju melaporkan tidak mampu mencapai separuh dari target pendapatannya.

Selain itu, para investor marah karena menemukan banyak permasalahan tata kelola di perusahaan. Ujungnya, para komisaris Byju memilih mundur.

Prosus, investor startup kelas kakap yang mengantongi saham Tencent dan OLX, adalah salah satu yang menarik perwakilannya di dewan komisaris Byju. Mereka menuding Byju tidak mengindahkan saran para pemegang saham.

Para investor Byju juga menyebut manajemen perusahaan bohong soal penggalangan dana US$ 200 juta yang diumumkan tahun ini.

HSBC juga menilai harga saham Byju nyaris tak ada harganya. Dalam risetnya, HSBC menilai kepemilikan Prosus atas 10% saham Byju sudah tak layak untuk diperhitungkan.

Startup bermasalah

Kondisi Byju berubah 180 derajat hanya dalam setahun. Startup tersebut sebelumnya sempat menggelontorkan US$ 2,5 miliar (Rp 39 triliun) untuk mengakuisisi lebih dari selusin perusahaan pada 2021 dan 2022.

Byju tercatat telah menggalang dana lebih dari US$ 5 miliar (Rp 78,89 triliun) dalam bentuk ekuitas dan utang dari investor kelas kakap seperti General Atlantic, Silver Lake, Peak XV, Lightspeed, Chan Zuckerberg Initiative, BlackRock, UBS, Prosus Ventures dan B Capital.

"Sudah lebih dari 21 bulan sejak penggalangan dana eksternal terakhir kami. Selama itu kita telah memangkas pengeluaran [burn] dan membentuk organisasi yang lebih ramping," kata Raveendran.

Anggota dewan komisaris Byju yang mundur adalah GV Ravishankar, partner di modal ventura Peak XV Partners yang sebelumnya bernama Sequoia India, Russer Dreisenstock dari Prosus serta Vivian Wu dari Chan Zuckerberg Initiative, yayasan milik pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan istrinya Priscilla Chan.

Dewan komisaris Byju saat ini hanya diisi sang pendiri Byju Raveendran dan keluarganya, yakni Divya Gokulnath (istri) dan Riju Raveendran (adik).

Deloitte, perusahaan konsultan akuntansi yang ditugaskan untuk melakukan audit, mundur karena Byju terus menunda penerbitan laporan keuangan 2011-2022 dan tidak kunjung menyediakan dokumen keuangan yang diminta.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar