Xi Jinping Dikudeta, Rocky Gerung Sebut Ada Potensi Isu Tenggelam

Senin, 26/09/2022 14:20 WIB
Potret Pengamat Politik Rocky Gerung (Instagram pribadi Rocky Gerung)

Potret Pengamat Politik Rocky Gerung (Instagram pribadi Rocky Gerung)

Jakarta, law-justice.co - Pengamat politik Rocky Gerung turut mengomentari isu kudeta di China terhadap Presiden Xi Jinping.


Seperti diketahui, isu kudeta di China ramai jadi sorotan di berbagai negara, tak terkecuali tokoh publik di Indonesia, Rocky Gerung.

Menurut Rocky Gerung, berita kudeta di China yang sudah terlanjur terekspose bisa jadi akan tertutup mengingat kondisi negaranya yang otoriter.


"Negara otoriter kalau orang mau intip apa yang ada di dalam, tapi semakin diintip tentu semakin ditutup," ujar Rocky Gerung, dikutip dari kanal Youtubenya, dilihat Senin (26/9/2022)

Menurut Rocky, isu atau berita yang tersebar saat ini harus diverifikasi, hanya saja sampai saat ini tidak adanya verifikasi atau bantahan dari rumor tersebut.


Ia juga menyampaikan adanya berita yang disebarkan oleh China pasti akan disensor oleh pemerintahannya.

"Jadi memang tidak ada kebebasan pers, internet dikendalikan," tutur Rocky Gerung.

Bagi mereka yang mengamati China, menduga keras bahwa terjadi suatu peristiwa besar di negara tersebut.

Bahkan, kata Rocky Gerung, sejak 20 tahun lalu mungkin saja terdapat adanya ketegangan antara pemerintahan yang otoriter dengan kelas menengah yang sedang tumbuh.

"Kan tidak semua rakyat China itu menikmati pertumbuhan ekonomi. Kendati growsnya itu tinggi tetapi disparitas juga tinggi," sambungnya.


Pada saat berkunjung ke Beijing, Rocky Gerung menceritakan adanya dua lokasi dengan tembok yang sama, namun didalamnya memiliki perbedaan, yakni tembok satu perumahan mewah dan tembok dua perumahan yang kumuh.

"Jadi ketegangan di China itu terlihat sekali ditutup-tutupi," ucap Rocky.

Hal tersebut tentu saja memungkinkan adanya potensi yang besar terhadap kelas menengah untuk menuntut kebebasan di negara China.

Hal tersebut juga diperkuat oleh Rocky bahwasanya krisis di China sudah tidak bisa lagi ditutupi.

Seperti pertumbuhan ekonomi menurun, meningkatnya inflansi, dan proyeksi-proyeksi yang gagal.

Menurutnya, apabila benar terjadi kudeta saat ini di China, maka merupakan hal yang biasa. Begitupun pada negara-negara otoriter lainnya.

Apabila benar terjadinya kudeta pemimpin negara China, maka negara Indonesia juga ikut merasakan perubahan-perubahannya.

Hal tersebut dikarenakan adanya kerja sama atau keberlangsungan dari proyek-proyek China yang ada di Indonesia.

"Jadi, apabila betul ada krisis di China, Indonesia kena dampaknya besar sekali. Tingkat intensitas karena ekspor Indonesia yang selalu dibutuhkan China," ujar Rocky Gerung.

Hal-hal semacam inilah yang menurutnya akan memporak-porandakan desain atau proyek-proyek yang sedang dikerjakan oleh pemerintahan Indonesia.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar