Kacaunya Politik di India, Ucapan Nupur Sharma Pemicu Penggal Kepala

Minggu, 03/07/2022 05:20 WIB
Polisi India berpatroli  (reuters)

Polisi India berpatroli (reuters)

India, law-justice.co - Kasus pembunuhan seorang pria Hindu yang mendukung politikus Partai Bharatiya Janata (BJP) yang menghina Nabi Muhammad, menemukan titik terang. Kepolisian India melakukan penangkapan terhadap dalang utama aksi pemenggalan itu.


Dilansir Reuters, Minggu (3/7/2022), kasus ini mengakibatkan makin renggangnya hubungan antara lip Hindu yang merupakan mayoritas dan lip Muslim yang minoritas di India. Kondisi ini sampai membuat otoritas India melarang kegiatan berkumpul dan memutus akses ke internet sementara waktu, demi mencegah kerusuhan sektarian.

Pengumuman dua pria Muslim ditahan atas dugaan merencanakan pembunuhan seorang penjahit Hindu itu disampaikan kemarin, oleh tiga pejabat senior Kepolisian Udaipura di lokasi.


Untuk diketahui, sebelumnya menangkap dua pria Muslim lainnya, yang sudah terlebih dulu ditahan oleh polisi. Dua pria Muslim sebelumnya diringkus usai kejahatan keji itu terjadi, di dalam toko jahit milik korban yang ada di Udaipur, pekan lalu.

Udaipur sendiri merupakan tujuan wisata populer yang dipenuhi danau dan hotel.

"Kami sekarang menangkap dua dalang utama dan sebelumnya kami telah menangkap dua pria yang melakukan kejahatan keji ini," kata pejabat senior Kepolisian Udaipur, Prafulla Kumar, dalam pernyataannya.

Kumar melanjutkan, layanan internet mulai dipulihkan secara bertahap dan pasukan keamanan terus bersiaga menyusul pembunuhan itu. Laporan sebelumnya menyebut, korban dipenggal dengan pisau besar oleh kedua pelaku, yang merekam aksi kejinya dengan kamera dan videonya diunggah secara online.

Para pelaku pembunuhan itu mengatakan aksi keji mereka merupakan respons atas dukungan yang disampaikan korban kepada Nupur Sharma, politikus dan juru bicara BJP yang dipecat dari jabatannya setelah menuai kontroversi dengan ucapannya yang menghina Nabi Muhammad dalam debat televisi setempat.

Korban yang diidentifikasi sebagai Kanhaiya Lal Teli, dilaporkan sempat membagikan postingan media sosial yang mendukung Sharma.

Pada Jumat (1/7) waktu setempat, para hakim Mahkamah Agung India menyatakan Sharma harus meminta maaf kepada seluruh bangsa atas ucapannya yang meningkatkan perselisihan agama di India, memicu kemarahan negara-negara Muslim mayoritas dan menyebabkan ketegangan diplomatik.


Di India, sedikitnya dua demonstran tewas akibat tembakan polisi dalam unjuk rasa memprotes kontroversi ucapan Sharma. Perdana Menteri (PM) Narendra Modi yang dinaungi BJP belum memberikan komentarnya atas kontroversi itu.

Dalam pernyataan terpisah, Dewan Hukum Pribadi Muslim Seluruh India menyebut pembunuhan itu `sangat terkutuk`, dan menyebutnya jelas bertentangan dengan hukum India dan hukum Islam.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar