Kisah AM Hendropriyono, Mertua Andika Perkasa Gagal jadi Panglima TNI

Jum'at, 12/11/2021 05:28 WIB
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono (Mediaindonesia.com)

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono (Mediaindonesia.com)

Jakarta, law-justice.co - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal TNI (Purn) Abdullah Mahmud (AM) Hendropriyono disebut pernah hampir menjadi Panglima ABRI atau yang kini disebut sebagai Panglima TNI, namun gagal.

Ketika itu, AM Hendropriyono yang merupakan mertua Jenderal TNI Andika Perkasa ini akan menggantikan Jenderal (Purn) Wiranto pada tahun 1998 lalu.

Pasalnya Wiranto saat itu dianggap tak mampu menangani para demonstran. Kerusuhan, penjarahan maupun bakar-bakaran banyak mengakibatkan korban jiwa serta kerugian materi.

Penasihat Bidang Hankam Wakil Presiden, Letjen TNI (Purn) Sintong Panjaitan mengatakan bahwa Wiranto tidak melakukan tindakan penanganan.

"Jangankan tindakan represif, tindakan preventif pun juga tidak ada," kata Sintong dalam buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Komando yang ditulis Hendro Subroto seperti melansir inews.co.id.

BJ Habibie yang menjabat Wakil Presiden saat itu mondar-mandir ke ruang kerja Sintong untuk menanyakan keberadaan pimpinan ABRI yang bertanggungjawab keamanan. Pada waktu itu, Wiranto sedang berada di luar kota.

Atas dasar itulah, Sintong menyarankan agar Wiranto tidak lagi menjabat Panglima ABRI tetapi sebagai Menteri Hankam. Hendropriyono diusulkan menjabat Panglima ABRI sebagai wajah baru.

Namun kegagalan Wiranto dalam menangani peristiwa Mei 1998 tidak menjadi pertimbangan Habibie. Kesan tersebut terhapus saat Wiranto menyapa Habibie untuk melaksanakan sholat Ied di Masjid Istiqlal. Dari belakang, Wiranto berbisik agar kelak ia diperkenakan membantu Habibie di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia.

Batal jadi Panglima ABRI

Sintong menhubungi Hendropriyono lewat telepon untuk mengucapkan selamat. Sebelumnya susunan kabinet refomasi pembangunan pada masa pemerintahan Habibie, Hendropriyono disetujui menjadi Menteri Hankam/Panglima ABRI menggantikan Wiranto.

Ketika itu juga terjadi proses peralihan Soeharto kepada Habibie. Soeharto mengundurkan diri sebagai Presiden pada Mei 1998 lalu dan digantikan Habibie selaku Wapres.

"Ndro selamat...selamat," ucap Sintong.

"Lho ada apa bang?" tanya Hendropriyono.

"Tunggulah sebentar lagi. Kau akan mendapat tugas penting," lanjut Sintong.

Beberapa pejabat saat itu juga menelepon pria yang dijuluki master of intelligence tersebut. Diantaranya Ginandjar Kartasasmita dan Akbat Tanjung yang menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga kala itu.

Telepon akmil lulusan 1967 itu masih terus berdering. Bahkan Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Jasril Jacob mengucapkan.

"Pak Hendro, keppres pengangkatan Bapak sebagai Menhankam/Panglima ABRI sudah ditandatangani oleh Pak Habibie," katanya.

Setelah itu, Hendropriyono berangan-angan setelah menelepon. Dia juga diberi tahu secara resmi telah diangkat sebagai Menhankam/Panglima ABRI.

Dia pun langsung menelepon Sintong karena yakin telah diangkat menjadi Menhankam/Panglima ABRI.

"Bang terima kasih, saya diangkat menjadi Menhankam/Panglima ABRI," ucap Hendropriyono.

"Siapa yang bilang?" tanya Sintong.

"Itu hanya perkiraan saya saja Bang," jawab mantan Dankodiklat TNI AD ini.

Sintong hanya tertawa mendengar ucapan Hendropriyono. Sintong pun tak berkomentar apapun.

"Betul nggak bang?" tanya Hendropriyono.

"Itu nggak tahulah aku. Bagaimana saja nanti," kata Sintong sambil berkelakar.

Presiden Habibie kemudian memanggil Hendropriyono untuk memberitahu bahwa dirinya tidak jadi diangkat sebagai Menhankam/Panglima ABRI karena telah memutuskan masa jabatan Wiranto diperpanjang 3 bulan.

Setelah 3 bulan, jabatan Menhankam/Panglima ABRI akan diserahkan kepada Hendropriyono. Namun ternyata dia tidak jadi diangkat sebagai pucuk pimpinan ABRI.

Sintong menghiburnya. "Ndro kalau orang itu cemerlang, dimana pun ia berada, ia akan tetap cemerlang," katanya.

Dalam kabinet reformasi pembangunan dalam pemerintahan Habibie, Hendropriyono mendapat jabatan Menteri Transmigrasi dan Permukiman Perambah Hutan. Sedangkan Wiranto tetap menjabat Menhankam/Panglima ABRI.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar