Terkait Aksi `Jokowi End Game`, Aktivis Kena Doxing & Diancam Dibunuh

Rabu, 28/07/2021 11:43 WIB

Jakarta, law-justice.co - Dua anggota Blok Politik Pelajar (BPP) menjadi sasaran doxing hingga ancaman pembunuhan usai dituding sebagai dalang ajakan demonstrasi Jokowi End Game.

Sejumlah informasi pribadi milik salah satu aktivis tersebut, Miftahul Choir, seperti nomor telepon dan alamat rumah, disebarluaskan di media sosial dalam sebuah poster. Dalam poster tersebut tertulis `daftar pencarian orang`.

Miftah mengaku baru mengetahui ada tindakan doxing terhadap dirinya pada Sabtu (24/7) lalu sekitar pukul 12.30 WIB dari unggahan Instagram yang me-mention akunnya. Saat itu dia mendapati banyak direct messege yang masuk.

Menyadari situasi tersebut, Miftah segera menonaktifkan sejumlah akun media sosialnya.

"Habis itu langsung matiin Twitter, matiin Instagram, matiin Gojek," kata Miftah seperti melansir cnnindonesia.com.

Namun hal itu tidak menghentikan banyak teror dan chat yang masuk ke akun Whatsappnya. Ia mendapatkan banyak panggilan dari nomor tak dikenal.

Tidak hanya itu, Miftah mendapatkan chat berisi ancaman pembunuhan hingga ancaman bakal didatangi rumahnya. Teror ini berlangsung hingga Minggu (25/7).

"Ada beberapa yang ancaman pembunuhan, ada yang ancam bakal datang ke rumah, ada yang cuma nanyain `Ini DPO ya?` Ada yang nanyain ke mana logistik yang diduga saya bawa kabur," jelas Miftah.

Teror ini tidak hanya menyasar Miftah. Ponsel ayah Miftah tak luput menjadi sasaran. Ayahnya mendapatkan panggilan dari nomor tidak dikenal.

Orang yang meneror ayah Miftah itu meminta agar ia menyerahkan anaknya.

"Ayah saya sendiri kena doxing juga. Ada beberapa panggilan kepada ayah saya yang bersifat ancaman," tutur Miftah.

Informasi mengenai DPO Miftah juga tersiar hingga ke pihak RT setempat. Ayahnya didatangi Ketua RT. Hal ini membuat keluarganya merasa terancam.

Selain itu rumah Miftah juga didatangi polisi dari Polres Bogor. Mereka datang dua kali. Pada kedatangan pertama, mereka melakukan konfirmasi informasi pribadi Miftah yang didoxing di media sosial.

Selanjutnya, polisi tersebut menanyakan apakah Miftah menjadi dalang seruan demo Jokowi End Game.

"Mereka datang hanya konfirmasi itu. Saya berkata jujur ya, saya tidak terlibat Jokowi End Game," jelas Miftah.

Teror dan doxing juga menyasar anggota BPP lainnya, Delpedro Marhaen Rismansah. Sejumlah informasi pribadinya seperti nomor telepon dan alamat domisili disebarkan di media sosial disertai dengan tudingan provokator dan ancaman penangkapan.

Pedro juga mendapatkan teror berupa spam chat, pesan suara Whatsapp, telepon dengan pesan bernada ancaman hingga ancaman pembunuhan.

"Mulai dari mendapatkan spam chat, pesan suara Whatsapp dan telepon yang berisikan pesan-pesan ancaman bahkan hingga ancaman pembunuhan," kata Pedro saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan pendek.

"Ada juga yang mengirim foto tampak depan tempat tinggal saya sekarang pada malam hari," tambah Pedro.

Ia sempat merasa was-was saat menerima foto tempat tinggalnya. Ia memutuskan menonaktifkan ponselnya selama beberapa waktu.

"Saya sempat matikan ponsel dari Sabtu sampai hari Minggu, juga karena pesan-pesan yang masuk sudah banyak jadi Hp saya agak eror," kata Pedro.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar