Ada Dugaan Ngabalin Jadi Antek Istana Untuk Jebloskan Edhy ke KPK?

Jakarta, law-justice.co - Ada dugaan Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mempunyai jasa menjebloskan Edhy Prabowo ke penjara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Politikus Golkar itu tidak ikut diboyong ke KPK padahal ikut Edhy Prabowo ke AS.

“Terdapat dugaan Ngabalin itu punya jasa menjebloskan Edhy Prabowo ke penjara. Ia punya jasa besar terhadap Istana,” kata pengamat politik dan sosial Muhammad Yunus Hanis, Jumat (27/11/2020) kemarin dilansir dari Suaranasional.com.

Baca juga : Diduga Halangi Proses Pelanggaran Etik, Novel Laporkan Nurul Ghufron

Menurut Yunus, Ngabalin pandai bersandiwara di televisi ketika menangis menceritakan Edhy Prabowo ditangkap polisi.

“Padahal ada dugaan tugas Ngabalin memasukkan Edhy Prabowo ke penjara,” jelasnya.

Baca juga : Dewas KPK: Nurul Ghufron Urus Pegawai Kementan Dimutasi ke Malang

Yunus mengatakan, Istana akan terus mempertahankan Ngabalin yang berhasil menjebloskan Edhy Prabowo ke penjara KPK.

“Ngablin sendiri punya tiga jabatan pertama di KSP, kedua staf ahli di Kementerian KKP, ketiga Komisaris Angkasa Pura 1. Ini menunjukkan peran Ngabalin sangat vital,” ungkap Yunus.

Baca juga : Rutan Pom AL dan Guntur Akhirnya Dinonaktifkan KPK Buntut Kasus Pungli

Menurut alumni pascarsarjana sosiologi UGM ini, ada permainan kelas tinggi peristiwa Edhy Prabowo dijebloskan ke penjara KPK.“Fakta hukumnya Edhy terlibat suap kasus ekspor benih lobster tetapi di belakang itu ada permainan-permainan lain yang bisa dirasakan masyarakat,” papar Yunus.

Ali Mochtar Ngabalin ikut dalam rombongan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ke Hawaii, Amerika Serikat (AS). Namun, saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyokot Edhy, Ngabalin tidak ikut diboyong ke kantor KPK.

Sebelumnya dilansir dari Detik.com. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mengungkapkan kegiatan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo selama melakukan kunjungan ke Amerika Serikat (AS). Kunjungan itu merupakan kegiatan terakhir Edhy sebelum diamankan KPK.

Politikus dari Partai Gerindra itu diamankan setibanya di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Ngabalin sendiri ternyata ikut dalam rombongan Edhy saat melakukan kunjungan ke AS.

Ngabalin pun menjelaskan terkait lawatan Edhy ke AS. Menurutnya keberangkatan Edhy ke AS dalam rangka tugasnya sebagai menteri KKP untuk mengunjungi acara Oceanic Institute di Hawaii.

"Kemarin kita di Hawaii itu kan memang benar-benar luar biasa itu program. Jadi kami kan datang ke Oceanic Institute Hawaii. Itu melihat bagaimana, kan Hawaii pusat dunia untuk induk udang vaname yang luar biasa," ucapnya Rabu (25/11/2020).

Oceanic Institute (OI) berada di Honolulu, Hawaii. OI merupakan organisasi penelitian dan pengembangan nirlaba yang fokus pada produksi induk udang unggul, budi daya laut, bioteknologi, dan pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan. Lembaga ini afiliasi dari Hawai`i Pacific University (HPU) sejak 2003.

Ngabalin menerangkan, Edhy datang untuk menjalin komunikasi dengan pihak internasional dalam rangka pengembangan udang vaname di Indonesia. Dia memuji apa yang dilakukan Edhy itu.

"Indonesia kan luar biasa sekali belum dikelola dengan baik. Jadi langkah-langkah yang dilakukan Pak Edy luar biasa. Hebat deh sebagai seorang menteri punya misi seperti itu saya bangga dan kagum," ucapnya.

Ngabalin mengaku berada di lokasi ketika KPK mengamankan Edhy. Namun dia mengaku dirinya tidak masuk dalam daftar yang diamankan KPK.

"Kami pisah tadi di bandara. Kami pisah karena kan tadi Bang Ali tanya, mereka kemukakan bahwa `Pak Ngabalin di sini saja`. Itu isyarat untuk kita pisah rombongan," tuturnya.