Niat Kritik Anies Soal Buku, Ternyata Ketua KPK Salah Tulis Tahun

Jakarta, law-justice.co - Sebuah foto Anies Baswedan sedang membaca sebuah buku berjudul `How Democracies Die` menjadi perbincangan hangat saat ini. Pasalnya, sejumlah pihak ikut mengomentarinya sehingga menjadi pro kontra di masyarakat.

Salah satu yang ikut mengomentari adalah Ketua KPK Firli Bahuri. Namun, apa yang disampaikan oleh Firli tersebut ternyata salah.

Baca juga : Anies Bantah Isu Tawaran Bentuk Partai Perubahan

Dia lantas mengklarifikasinya. Menurut dia buku yang dibacanya berjudul `Why Nations Fail`. Firli sebelumnya menyebut bahwa dia membaca buku itu sejak 2002, namun Firli mengaku salah tahun ketika pertama kali membaca buku itu.

"Maksudnya 2012, bukan 2002. Buku `Why Nation Fail` yang saya maksud yang saya sudah baca tahun 2012," kata Firli kepada wartawan, Selasa (24/11/2020).

Baca juga : Respons KPK soal Pejabat Kementan Beri Mobil Anak Syahrul Yasin Limpo

Firli menyebut pertama kali membaca buku `Why Nations Fail` saat bertugas sebagai ajudan wakil presiden. Dia mengaku membaca edisi asli yang dipublikasikan pertama di Inggris Raya.

"Saat saya tugas sebagai ajudan Wapres RI, edisi asli yang di-publish pertama di Inggris Raya tahun 2012 (bukan terjemahan Indonesia)," ujar Firli.

Baca juga : Meski Dewas KPK Digugat, Albertina Ho: Proses Etik Ghufron Tetap Jalan

Hingga kini, kata Firli, buku tersebut masih tersimpan di perpustakaan pribadinya. Buku tersebut menjadi salah satu koleksinya.

"Bukunya masih saya simpan di perpustakaan saya," katanya.

Seperti diketahui, Firli mengaku telah membaca buku `Why Nations Fail`. Pengakuan ini disampaikan Firli saat menyinggung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang pamer membaca buku `How Democracies Die`.

"Kalau kemarin saya lihat ada di media Pak Anies membaca `How Democracies Die`. Bukunya ada `Why Nations Fail`, itu udah lama saya baca, tahun 2002 sudah baca buku itu," kata Firli dalam acara `Serah Terima Barang Rampasan KPK`, yang disiarkan di akun YouTube KPK, Selasa (24/11).

"Kalau ada yang baru baca sekarang, baru bangun. Makanya banyak yang mengkritisi kan, udah lama buku itu," imbuh Firli.