Mahfud MD Sindir Anies Soal Tata Kata Saat Umumkan PSBB Total

Jakarta, law-justice.co - Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total di Jakarta baru mulai berlaku pada Senin (14/9/2020) hari ini. Meski begitu, efek dari pengumuman Gubernur DKI Jakarta itu sudah mulai terjadi pada Jumat (11/9/2020) lalu, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung anjlok.

Terkait pengumuman Anies itu disindir oleh Menko Polhukam Mahfud MD. Menurutnya, pelaku pasar jadi takut dengan pengumuman ANies yang menyebut PSBB total. Padahal menurut dia, soal PSBB sudah pernah disampaikan sebelumnya. Dia menilai hal itu hanya karena tata kata yang dipakai Anies.

Baca juga : Ini Isi Pertemuan Jokowi dengan PM Singapura Lee Hsien Loong

"Sebenarnya cuma kata-istilah `PSBB total` seakan-akan baru dan secara ekonomi mengejutkan. Menurut para ahli, kemarin itu hanya beberapa jam, pagi-pagi jam 11.00 WIB, negara sudah rugi Rp 300 triliun atau Rp 297 triliun hanya sebentar karena pengumuman itu. Padahal sebenarnya itu kan perubahan kebijakan, wong sebelumnya juga PSBB mengatakan bioskop akan dibuka, tempat hiburan, dan lain-lain kan hanya seperti itu," kata Mahfud seperti dilansir dari detikcom.

"Cuma ini karena ini tata kata, bukan tata negara," tambahnya.

Baca juga : Heru Budi Sebut Penonaktifan NIK Lindungi Warga dari Kriminalitas

Mahfud mengatakan, tidak ada yang salah dengan kebijakan PSBB yang kembali diterapkan di DKI Jakarta. Hanya saja, menurutnya, tata kata yang digunakan Anies kala mengumumkan rem darurat yang tetiba `ditarik` itu seakan memberi efek kejut kepada masyarakat.

"Ya akibatnya kacau kayak begitu. Apa coba salahnya memang dia melakukan itu, coba besok dilihat saja, nggak ada masalah, lihat apa yang ditutup ini, tapi kemudian dinarasikan seakan-seakan terjadi hal yang sangat gawat, tapi ya gitu juga, tidak ada masalahnya," kata Mahfud.

Baca juga : Soal Warung Madura dan Pembangunan Entrepreneurship di Indonesia

Mahfud menjelaskan, kebijakan PSBB bukan hal yang baru bagi DKI Jakarta. Selama ini, kebijakan itu memang telah diterapkan sejak beberapa bulan lalu atas izin dari pemerintah pusat. Karena itu, Mahfud pun meminta semua pihak untuk tak panik dengan kebijakan PSBB ketat yang kembali diterapkan hari ini itu.

"Di Jakarta itu memang sedang PSBB, pemerintah tahu Jakarta harus PSBB dan tidak pernah dicabut. PSBB itu sudah dilakukan. Yang sekarang salah itu di Jakarta bukan PSBB-nya, tapi tadi yang dikatakan Pak (Muhammad) Qodari, rem daruratnya, tapi tetap PSBB," kata Mahfud.

"Sesudah ramai-ramai kita lihat konsepnya, tadi sudah dirapatkan sore, konsepnya nggak ada yang berat-berat, memang sudah begitu-begitu. Ya oleh sebab itu, nggak usah panik, mudah-mudahan pasar ya paham," tutupnya.