Kasus Covid-19 Tinggi, Pakar: Seharusnya Bali Lockdown Ketat

law-justice.co - Pemerintah sudah memberikan Bali untuk membuka wisata pada sektor akhir Juli 2020. Langkah itu kurang cepat karena kasus COVID-19 di Bali masih tinggi, bahkan jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan pemerintah.

Oleh karena itu, seorang pakar mengatakan bahwa Bali di-lockdown ketat, bukannya dibuka untuk turis. Berdasarkan laporan dari pemerintah. kini Bali memiliki kasus covid-19 sebanyak 3.600 kasus.

Baca juga : Fadel Muhammad Dicecar KPK Soal Kurang Bayar di Kasus APD Covid-19

Adalah Dr. Gusti Ngurah Kade Mahardika, dokter ahli virus di Universitas Udayana Denpasar yang menyampaikan hal tersebut. Menurut dia kasus di Bali, bisa enam kali lipat dari yang dialporkan pemerintah.

"Jumlah kasus resmi COVID-19 menurut pemerintah di Bali seperti puncak gunung es dan jumlah sebenarnya bisa beberapa kali lebih tinggi," katanya seperti dikutip dari Tribunnews.

Baca juga : Import MoLis Makin Dipermudah Masuk RI Jalanan Bak Neraka

"Di Amerika Serikat, jumlah sebenarnya kasus di sana adalah 6 sampai 24 kali lebih tinggi dari angka resmi. Bila dikalikan enam, berapa jumlah kasus di Bali sekarang ini?,".

"Menggunakan metode ini, bila kita kalikan 3 ribu kasus, kali 6, instruksi sekitar 20 ribu. Jadi apa yang diperlihatkan dalam angka resmi adalah fenomena gunung es," jelasnya.

Baca juga : Kemenkes Sebut Harga Vaksin Covid-19 Mandiri Tak Ditentukan Pemerintah

Salah satu masalah yang berada di Indonesia adalah kasus pengetesan yang dilakukan terhadap lip sehingga kasus yang tercatat rendah di berbagai macam kucing. Dr Pandu Riono dari Universitas Indonesia mengatakan angka sebenarnya bisa 10 kali lebih tinggi, yang berarti di Indonesia sekarang sudah ada hampir 1 juta kasus COVID-19.

"80 persen mereka yang terpengaruh tidak memiliki gayala. Saya tidak tahu persis jumlah yang terkena, namun saya percaya angkanya jauh lebih besar. Bisa 10 kali, atau 20 kali lebih besar, tidak seorang pun yang tahu," katanya.